Mau'idhoh

Dari 'Abdulloh bin 'Abbas rodliyallohu 'anhumaa, bahwasanya Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa sallam bersabda,

"Jagalah Alloh, Alloh akan menjagamu. Jagalah Alloh, engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu.

Jika engkau meminta, memintalah kepada Alloh. Dan jika engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Alloh.

Ketahuilah, jika seluruh umat bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan bagimu. Dan jika seluruh umat bersatu untuk memberikan mudhorot kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan atasmu. Pena telah diangkat dan catatan telah kerin
g."

(HR. Tirmidzi, dia berkata "Hadits hasan shohih")

09 Januari 2008

FILE 2 : Tuhan (?) Sembilan Senti

Bismillahirrohmanirrohim

Walhamdulillah, wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillah Shollallohu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam

Wa ba'du

……

.

Kali ini saya ingin mengajak antum bertukar pikiran tentang ”Bagaimanakah Hukum Rokok ?

Ada yang bilang makruh, dengan dasar menyamakan rokok dengan bawang putih yang bersifat mengganggu orang lain dan banyak ’ulama’ kita yang merokok

Ada yang bilang mubah, sesuai dengan hukum asal segala sesuatu yang belum tercantum dalam hukum fiqih Islam.

Ada juga yang bilang harom

Malahan ada yang bilang wajib, bila tidak merokok dikhawatirkan dirinya tidak khusyu’ sholat

Kalau antum ? Saya tunggu komentarnya. Sebelum berpendapat, saya sarankan antum membaca dan merenungkan puisi karangan Taufiq Ismail di bawah ini

.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Tuhan Sembilan Senti

Oleh :

Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,

tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,

di pabrik pekerja merokok,

di kantor pegawai merokok,

di kabinet menteri merokok,

di reses parlemen anggota DPR merokok,

di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,

hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,

di perkebunan pemetik buah kopi merokok,

di perahu nelayan penjaring ikan merokok,

di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,

di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im

sangat ramah bagi perokok,

tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,

di ruang kepala sekolah ada guru merokok,

di kampus mahasiswa merokok,

di ruang kuliah dosen merokok,

di rapat POMG orang tua murid merokok,

di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya

apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,

di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk

orang bertanding merokok,

di loket penjualan karcis orang merokok,

di kereta api penuh sesak orang festival merokok,

di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,

di andong Yogya kusirnya merokok,

sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana

kayangan para dewa-dewa bagi perokok,

tapi tempat cobaan sangat berat

bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,

diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,

di warung Tegal pengunjung merokok,

di restoran di toko buku orang merokok,

di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter

tak tertahankan asap rokok,

bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun

menderita di kamar tidur

ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul

saling menularkan HIV-AIDS sesamanya,

tapi kita tidak ketularan penyakitnya.

Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok

di kantor atau di stopan bus,

kita ketularan penyakitnya.

Nikotin lebih jahat penularannya

ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,

dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,

Bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,

di apotik yang antri obat merokok,

di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,

di ruang tunggu dokter pasien merokok,

dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok,

di pinggir lapangan voli orang merokok,

menyandang raket badminton orang merokok,

pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,

panitia pertandingan balap mobil,

pertandingan bulutangkis,

turnamen sepakbola

mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik,

sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,

di dalam lift gedung 15 tingkat

dengan tak acuh orang goblok merokok,

di ruang sidang ber-AC penuh,

dengan cueknya,

pakai dasi,

orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na’im

sangat ramah bagi orang perokok,

tapi tempat siksa kubur hidup-hidup

bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,

diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,

duduk sejumlah ulama terhormat merujuk

kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.

Mereka ulama ahli hisap.

Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.

Bukan ahli hisab ilmu falak,

tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka

terselip berhala-berhala kecil,

sembilan senti panjangnya,

putih warnanya,

ke mana-mana dibawa dengan setia,

satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,

tampak kebanyakan mereka

memegang rokok dengan tangan kanan,

cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.

Inikah gerangan pertanda

yang terbanyak kelompok ashabul yamiin (Golongan kanan)

dan yang sedikit golongan ashabus syimaal? (Golongan kiri)

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.

Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. (Dilarang merokok, ya ustadz)

Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz. (Dilarang merokok, ya ustadz)

Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.

Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.(Ini kamar yang penuh dengan hawa segar)

Kalau tak tahan,

Di luar itu sajalah merokok.

Laa taqtuluu anfusakum.(Janganlah kamu membunuh dirimu)

Min fadhlik, ya ustadz. (Maaf, ya ustadz)

25 penyakit ada dalam khamr.(minuman keras)

Khamr diharamkan.

15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).

Daging khinzir diharamkan.

4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.

Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.

Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.(Dan mengharomkan untuk mereka yang buruk-buruk)

Mohon ini direnungkan tenang-tenang,

karena pada zaman Rasulullah dahulu,

sudah ada alkohol,

sudah ada babi,

tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.

Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,

Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,

jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.

Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,

yaitu ujung rokok mereka.

Kini mereka berfikir.

Biarkan mereka berfikir.

Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,

dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,

sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.

Korban penyakit rokok

lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,

lebih gawat ketimbang bencana banjir,

gempa bumi dan longsor,

cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan,

berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,

jutaan jumlahnya,

bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,

dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,

diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,

tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,

karena orang akan khusyuk dan fana

dalam nikmat lewat upacara menyalakan api

dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana,

beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

- - - - - - - - - - - - - -

Nah, bagaimana tanggapan antum ?

.

Artikel Terkait :

. S

Subhanakallohumma wa bihamdihi,

Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika

Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !