Mau'idhoh

Dari 'Abdulloh bin 'Abbas rodliyallohu 'anhumaa, bahwasanya Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa sallam bersabda,

"Jagalah Alloh, Alloh akan menjagamu. Jagalah Alloh, engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu.

Jika engkau meminta, memintalah kepada Alloh. Dan jika engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Alloh.

Ketahuilah, jika seluruh umat bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan bagimu. Dan jika seluruh umat bersatu untuk memberikan mudhorot kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan atasmu. Pena telah diangkat dan catatan telah kerin
g."

(HR. Tirmidzi, dia berkata "Hadits hasan shohih")

11 Januari 2008

FILE 6 : Bid'ah, Apakah Itu ?

Bismillahirrohmanirrohim

Walhamdulillah, wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillah Shollallohu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam

Wa ba'du

……

.................

........

HAKIKAT BID'AH DAN BAHAYANYA

.............

Penulis:

Ustadz Aris Sugiantoro

..............

I. DEFINISI BID'AH

Secara bahasa bid'ah memiliki dua makna:

1. Sesuatu yang diciptakan tanpa ada contoh sebelumnya. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

مَا كُنتُ بِدْعًا مِّنَ الرُّسُلِ

"Katakanlah: Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul." (QS. Al Ahqaf: 9)

Yakni, tidaklah aku ini pertama kali orang yang diutus, namun sudah diutus sebelumku beberapa rasul.

Demikian juga firman Allah ta'ala:

وَرَهْبَانِيَةً ابْتَدَعُوهَا

"Dan mereka mengadakan rahbaniyah." (QS. Al Hadid: 27)

Allah juga berfirman:

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرضِ

"Allah pencipta langit dan bumi (tanpa misal sebelumnya)." (QS. Al Baqarah: 117)

2. Kelelahan. Dikatakan dalam bahasa arab: "أَبْدَعْتْ اْلإِبِلُ" jika seekor unta menundukkan tubuhnya karena adanya penyakit atau karena kurus dan kelelahan.

Adapun di dalam istilah syar'i, bid'ah adalah lawan daripada sunnah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : "Bid'ah di dalam agama adalah sesuatu yang tidak disyariatkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dan Rasul-Nya yakni yang tidak diperintahkan untuk mengerjakannya dengan mewajibkan atau menganjurkan" (Al Fatawa: 4/107).

Imam Asy Syathibi berkata: "Bid'ah adalah suatu metode di dalam beragama yang di ada-adakan menyerupai syariat, dengan maksud untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala sedangkan tidak ada padanya dalil syar'i yang shahih dalam asal atau sifatnya." (Al I'tisham: 1/37).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin berkata di dalam kitabnya Syarah Lum'atul I'tiqad: "Bid'ah adalah semua yang di ada-adakan dalam agama, dia bertentangan dengan apa yang ada pada zaman Nabi dan sahabatnya dari perkara aqidah atau amal."

II. BEBERAPA KAIDAH PENTING DALAM MEMAHAMI BID'AH

A.مَنْ اِسْتَحْسَنَ فَقَدْ شَرَعَ

Barang Siapa yang Menganggap Baik Suatu Urusan Agama Maka Dia Telah Mensyari'atkan.

Ini adalah perkataan Imam Syafi'i -semoga Allah subhanahu wata'ala merahmatinya-.

Pembagian bid'ah menjadi hasanah dan sayyi'ah yakni bid'ah yang baik dan yang buruk adalah pembagian yang tidak ada asalnya di dalam agama kita. Dengan berbagai alasan:

1. Bahwa agama Islam ini sudah sempurna.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا

"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmatku dan telah Aku ridhai islam sebagai agama bagimu." (QS. Al Maidah: 3)

2. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Aku tidak meninggalkan sesuatu dari apa yang diperintahkan oleh Allah kecuali aku telah memerintahkan kalian dengannya, dan tidak ada sesuatu yang Dia larang melainkan aku telah melarang kalian darinya."

Demikian juga sabda beliau:

إِنِّيْ قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى مِثْلِ الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لاَ يَزِيْغُ عَنْهَا إِلاَّ هَالِكٌ

"Sesungguhnya aku telah meninggalkan kalian di atas perkara yang putih waktu siangnya seperti malamnya tidak akan tergelincir darinya kecuali orang yang binasa." (HR. Ahmad, dll.)

Hal ini juga dipersaksikan oleh musuh-musuh islam yakni akan kebenaran dan kesempurnaan agama islam ini. Seorang yahudi bertanya kepada Salman Al Farisi: "Apakah nabi kalian mengajarkan kepada kalian segala sesuatu hingga cara buang hajat?". Dia menjawab: "Benar, beliau telah melarang kami untuk menghadap kiblat ketika buang air besar atau buang air kecil, dan beliau melarang kami untuk istinja' dengan menggunakan tangan kanan dan istinja' dengan kurang dari tiga batu atau istinja' dengan kotoran atau tulang." (HR. Muslim)

Seorang mubtadi' (ahli bid'ah) memosisikan dirinya sejajar dengan pembuat syariat yakni Allah subhanahu wa ta'ala dan Rasul-Nya. Karena syariat tidak bisa dibuat dan dicapai oleh akal manusia yang lemah. Dan hanya Allah subhanahu wa ta'ala saja yang mampu di dalam pensyariatan ini karena Dia mengetahui segala sesuatu yang sesuai dengan manusia.

Imam Malik Berkata: "Barang siapa yang mengerjakan satu bid'ah di dalam agama islam, sedangkan dia melihatnya baik maka dia telah mengaku bahwa Muhammad telah berkhianat terhadap risalah Allah subhanahu wa ta'ala. Karena Allah subhanahu wa ta'ala telah berfirman: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Aku ridhai islam sebagai agama bagimu." Maka sesuatu yang tidak menjadi agama pada hari itu tidak juga menjadi agama pada hari ini."

B. كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً

(Setiap bid'ah adalah sesat meskipun dilihat baik oleh manusia)

Hal ini diucapkan oleh sahabat Abdullah bin Umar. Oleh karena itu Nabi kita yang mulia memberikan peringatan yang keras terhadap umat bahwa setiap bid'ah adalah sesat sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

"Setiap bid'ah adalah sesat." (HR. Tirmidzi, dll)

III. KEWAJIBAN BAGI KITA UNTUK MENGENAL BID'AH

Wajib bagi kita untuk mengetahui dan mengenal bid'ah, baik di dalam aqidah, ibadah, dan muamalah. Karena, setiap bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di dalam neraka. Kita mengetahui hal ini agar kita tidak terjatuh di dalamnya. Sahabat Hudzaifah bin Yaman berkata: "Dahulu semua orang bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan namun aku bertanya tentang kejelekan karena khawatir akan menimpa kepadaku."

IV. SEBAB-SEBAB MUNCULNYA BID'AH

Beberapa sebab tersebarnya bid'ah di kalangan umat Islam:

1. Kejahilan terhadap sunnah yang mulia dan ilmu musthalah hadits. Karena mereka tidak bisa membedakan antara hadits yang shahih dan hadits yang dha'if sehingga banyak tersebar hadits-hadits yang dha'if lagi palsu.

2. Kaum muslimin menjadikan pemimpin-pemimpin dari orang yang jahil, mereka berfatwa dan mengajarkan tentang agama Allah subhanahu wa ta'ala tanpa ilmu.

3. Adat dan khurafat yang banyak tersebar di kalangan kaum muslimin. Seperti kebiasaan dan adat yang dimunculkan dalam perkawinan atau ziarah kubur serta pesta makan.

4. Taklid dan adanya keyakinan bahwa para imam itu ma'shum yakni terjaga dari kesalahan. Atau memberikan kedudukan kepada para ulama seperti kedudukan para nabi.

5. Mengikuti mutasyabih yakni samar-samar dari ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغُُ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَآءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَآءَ تَأْوِيلِهِ

"Maka orang-orang yang di dalam hatinya ada kecondongan mereka mengikuti yang samar-samar darinya dalam rangka mencari fitnah dan mencari ta'wilnya." (QS. Ali Imran: 7)

V. BAHAYA BID'AH

Bid'ah memiliki bahaya yang besar terhadap seorang muslim secara khusus dan terhadap umat Islam secara umum. Di antaranya adalah:

1. Amal perbuatannya akan tertolak.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌ

"Barang siapa yang mengada-adakan di dalam perkara kami yang tidak asal darinya maka dia tertolak." (HR. Bukhari dan Muslim)

Terlebih bagi orang yang menganggap indah perbuatan bid'ahnya. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِاْلأَخْسَرِينَ أَعْمَالاً {103} الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا {104}

"Katakanlah: maukah Kami beri tahukan kepadamu dengan orang yang paling merugi amalnya. Yaitu orang-orang yang sesat usaha mereka di dalam kehidupan dunia sedangkan mereka mengira bahwasanya mereka memperbagus di dalam perbuatannya." (QS. Al Kahfi: 103-104)

2. Bid'ah akan mematikan sunnah. Berkata seorang tabi'in Hassan bin Athiyah: "Tidaklah satu kaum menciptakan satu bid'ah di dalam agama mereka melainkan akan dicabut dari sunnah mereka semisalnya."

3. Bid'ah merupakan sebab kehancuran.

4. Bid'ah adalah jalan menuju kekufuran dan membuka pintu perselisihan

5. Pintu taubat tertutup baginya selama dia masih berada di atas kebid'ahannya, oleh karena itu dikhawatirkan darinya akan su'ul khatimah yakni akhir hayat yang buruk. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعَ بِدْعَتَهُ

"Sesungguhnya Allah menghalangi taubat dari setiap pelaku bid'ah sehingga dia meninggalkan bid'ahnya." (HR. Thabrani dan Tirmidzi, beliau menghasankan.)

6. Seorang ahli bid'ah tidak akan mendatangi telaga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak akan memperoleh syafa'at dari beliau pada hari kiamat.

7. Ia akan mendapatkan dosa semua orang yang melakukan kebid'ahannya hingga hari kiamat. Karena firman Allah ta'ala:

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلاَ سَآءَ مَايَزِرُونَ

"(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu." (QS. An Nahl: 25)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

وَمَنْ سَنَّ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْئًا

"Barang siapa yang memulai di dalam Islam dengan sunnah yang jelek maka atasnya dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya tanpa berkurang dari dosa-dosa mereka sedikit pun." (HR. Muslim)

8. Orang yang melakukan bid'ah dia adalah orang yang dilaknat. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

مَنْ أَحْدَثَ فِيْهَا أَوْ آوَى مُحْدِثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ

"Barang siapa yang berbuat jahat di dalamnya atau dia melindungi orang yang berbuat jahat (bid'ah) maka atasnya laknat dari Allah dan malaikat dan manusia seluruhnya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Wallahu A'lam bis Shawab.

Sumber : muslim.or.id

*****

Pertanyaan :

Khan semua aktifitas kita itu ibadah...dari bangun tidur sampai tidur kembali...bahkan tidur itu sendiri juga ibadah...

Jadi kalau ada yang nge-net sambil zikir...bid'ah dong...?

Dengerin Murrotal Al Qur'an di mp3 player juga bid'ah dong?

Jadi bila semua aktifitas dalam sepanjang hari itu kita niatkan ibadah...namanya apa dong ya?

Jawaban:

Tolong bedakan antara ibadah dengan 'adah (kebiasaan )

Dalam kaidah usul fiqh = 'adah hukum asalnya mubah, selama tidak ada dalil yang mengharamkannya, berpahala atau tidaknya kembali pada niat.

contoh : tidur, bermain internet, dll

sedangkan 'ibadah' hukum asalnya harom, sampai adanya dalil yang membenarkan/ menghalalkan ibadah tersebut.

contoh : SHALAT, menunaikan ZAKAT, PUASA, HAJI, dll sebelum turunnya perintah Allah haram hukumnya, akan tetapi lain cerita tatkala Allah telah memerintahkannya, bisa jadi wajib bisa juga sunnah. Dan perintah Allah tersebut bisa kita dapatkan di Al Quran dan As Sunnah Al Mutohharoh.

Kalau contoh seperti yang dibilang om ***** (Hubungan pria-wanita bukan mahrom sebelum nikah => HARAM; sesudah nikah => TIDAK HARAM) masuknya ke hukum 'adah .. hukumnya mubah sebelum adanya perintah atau larangan dari syari'at... dan ternyata hubungan pria - wanita sebelum nikah (zina) haram karena adanya larangan dari Alloh

Ambil contoh lain: 'makan' ; kita mau makan atau tidak terserah, yang pasti kita tidak mendapatkan pahala tatkala makan, begitu pun kita tak berdosa tatkala kita meninggalkan makan...

Akan tetapi kalau makan itu kita niatkan ibadah, maka kita mendapatkan ganjaran sesuai yang kita niatkan, misal kita makan supaya kuat menunaikan perintah-perintah agama... begitu pula sebaliknya kalau kita niatkan untuk kejahatan maka kita akan mendapat ganjaran sesuai yang diniatkan.

Begitu juga kalau kita meninggalkan makan di siang hari bulan Ramadlan, akan bernilai ibadah jika kita meniatkan untuk puasa Ramadlan. Sebaliknya akan bernilai dosa ketika kita meninggalkan makan nasi karena puasa mutih (misalnya), meskipun kita niatkan ibadah >> karena tidak ada tuntunannya dari Rosululloh shollallahu 'alayhi wa sallam.

Jadi semua aktifitas kita sehari-hari yang bersifat 'adah itu bisa bernilai ibadah (seperti membaca do'a ketika mau tidur, masuk WC, ketika bercermin, dll >> karena ada tuntunannya dari Rosululloh shollallahu 'alayhi wa sallam) bisa juga bernilai dosa. Dan aktifitas 'adah tersebut bisa disebut sebagai sebuah ibadah karena ada niat ibadah di dalamnya, bukan karena asal dari aktifitas tersebut adalah ibadah ....

Sumber : Forum Spiritual

*****

Baca juga :

.

Subhanakallohumma wa bihamdihi,

Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika

Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !