Mau'idhoh

Dari 'Abdulloh bin 'Abbas rodliyallohu 'anhumaa, bahwasanya Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa sallam bersabda,

"Jagalah Alloh, Alloh akan menjagamu. Jagalah Alloh, engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu.

Jika engkau meminta, memintalah kepada Alloh. Dan jika engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Alloh.

Ketahuilah, jika seluruh umat bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan bagimu. Dan jika seluruh umat bersatu untuk memberikan mudhorot kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan atasmu. Pena telah diangkat dan catatan telah kerin
g."

(HR. Tirmidzi, dia berkata "Hadits hasan shohih")

04 April 2023

FILE 436 : Variasi Cara Mengucapkan Salam dalam Shalat

Bismillaahirrohmaanirrohiim             
Walhamdulillaah,      
Wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillaah Muhammad Shollalloohu 'alaihi  wa 'alaa aalihi  wa shahbihi  wa sallam            
Wa ba'du
...

5 Cara Salam ketika Shalat

Disusun oleh:
Ust. Ammi Nur Baits hafidhahullaah
 
 
 
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah,  
Amma ba’du,  
 
Berikut beberapa ketentuan salam dalam shalat: 
 
1. Salam termasuk rukun shalat
 
Sehingga orang yang meninggalkan salam, baik dengan sengaja maupun lupa maka shalatnya batal. 
 
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 
مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُورُ، وَتَحْرِيمُهَا التَّكْبِيرُ، وَتَحْلِيلُهَا التَّسْلِيمُ 
 
“Kunci shalat adalah bersuci, yang mengharamkannya adalah takbiratul ihram, dan yang menghalalkannya adalah salam.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Turmudzi, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth) 
 
Makna: 
  • Mengharamkannya: batas yang mengharamkan untuk melakukan kesibukan di luar shalat 
  • Menghalalkannya: batas yang menghalalkan untuk melakukan kesibukan di luar shalat 
2. Salam yang statusnya rukun shalat adalah salam pertama, sedangkan salam kedua hukumnya sunah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan salam sekali. 
 
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
 
أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كان يسلم تسليمة واحدة 
 
“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan salam sekali.” (HR. Baihaqi dan dishahihkan al-Albani). 
 
3. Inti dari salam adalah bacaan Assalamu alaikum wa rahmatullah….dst. 
 
Sementara menoleh ketika salam, hukumnya anjuran dalam madzhab Syafiiyah. Sehingga shalat tetap sah, sekalipun tidak menoleh ketika salam.  
 
Imam An-Nawawi mengatakan, 

ولو سلم التسليمتين عن يمينه أو عن يساره أو تلقاء وجهه أجزأه وكان تاركا للسنة 
 
Jika ada orang yang mengucapkan salam dua kali ke kanan atau ke kiri, atau menghadap ke arah depan (tidak menoleh), shalatnya sah, sekalipun dia meninggalkan sunah. (al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 3/478). 
 
4. Dianjurkan untuk menoleh secara maksimal ketika salam dua kali, sehingga pipi orang yang shalat kelihatan dari belakang. 
 
Dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,
 
كُنْتُ أَرَى رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ، وَعَنْ يَسَارِهِ، حَتَّى أَرَى بَيَاضَ خَدِّهِ 
 
”Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hingga aku melihat putihnya pipi beliau.” (HR. Muslim 582). 
 
5. Tata cara salam ada 5 (lima): 
 
a. Mengucapkan, ”Assalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” ketika menoleh ke kanan dan ke kiri
Dari Abu Ubaidah, 

أَنَّ ابْنَ مَسْعُودٍ كَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، وَعَنْ يَسَارِهِ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، يَجْهَرُ بِكِلْتَيْهِمَا 
 
Bahwa Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu salam ke kanan dengan mengucapkan, “Assalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” dan menoleh ke kiri dengan membaca, “Assalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” beliau mengeraskan keduanya. (HR. Abdurazaq dalam Mushannaf, 3129). 
 
Hal yang sama juga dilakukan sahabat Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhuma (Mushanaf Abdurazaq 3134). 
 
b. Mengucapkan, ”Assalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” ketika salam pertama dan mengucapkan, ”Assalamu 'alaikum wa rahmatullah” pada saat salam kedua
Dari Wail bin Hujr radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan, 

صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَكَانَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، وَعَنْ شِمَالِهِ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
 
“Saya shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengucapkan salam ketika menoleh ke kanan, ”Assalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh” dan ketika menoleh ke kiri beliau mengucapkan, ”Assalamu 'alaikum wa rahmatullah.” (HR. Abu Daud 997 dan dishahihkan al-Albani) 
 
c. Mengucapkan, ”Assalamu 'alaikum wa rahmatullah” ketika menoleh ke kanan dan ke kiri
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, 

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ خَدِّهِ 
 
“Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan salam ke kanan dan ke kiri, mengucapkan ”Assalamu 'alaikum wa rahmatullah”, hingga terlihat putihnya pipi beliau.” (HR. Nasai, Abu Daud dan dishahihkan al-Albani). 
 
d. Salam pertama mengucapkan, ”Assalamu 'alaikum wa rahmatullah” dan salam kedua mengucapkan, ”Assalamu 'alaikum” 
 
Dari Wasi’ bin Hibban, beliau pernah bertanya kepada Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhumaa tentang tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliaupun mempraktekkannya, di antaranya,

وَذَكَرَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ عَنْ يَمِينِهِ، السَّلَامُ عَلَيْكُمْ عَنْ يَسَارِهِ 
 
Wasi’ menyebutkan bahwa Ibnu Umar mengucapkan ”Assalamu 'alaikum wa rahmatullah.” ketika menoleh ke kanan dan mengucapkan ”Assalamu 'alaikum.” ketika menoleh ke kiri. (HR. Nasai dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth). 
 
e. Salam sekali dengan hanya mengucapkan ”Assalamu 'alaikum” 
Aisyah radhiyallahu ‘anhaa menceritakan tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
 
ثم يسلم تسليمة واحدة، السلام عليكم، يرفع بها صوته، حتى يوقظنا 
 
”Kemudian beliau salam sekali, mengucapkan ’Assalamu 'alaikum’ dengan mengangkat suaranya, sehingga membangunkan kami.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth). 

Ilustrasi, sumber: facebook.com

 
6. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang salam sekali dengan menoleh sedikit ke arah kanan, 
Aisyah radhiyallahu ‘anhaa menceritakan, 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَلِّمُ فِي الصَّلَاةِ تَسْلِيمَةً وَاحِدَةً تِلْقَاءَ وَجْهِهِ يَمِيلُ إِلَى الشِّقِّ الْأَيْمَنِ قَلِيلًا 
 
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan salam sekali ketika shalat dengan menoleh wajahnya sedikit ke kanan.” (HR. Daruquthni, al-Hakim, dan dishahihkan adz-Dzahabi). 

 
Kesalahan Ketika Salam 
 
Membuka tangan kanan dan kiri ketika menoleh pada saat salam.
 
Kebiasaan ini pernah dilakukan sebagian sahabat di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. 
 
Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu, ”Ketika kami shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami mengucapkan ”Assalamu alaikum wa rahmatullah – Assalamu alaikum wa rahmatullah” sambil berisyarat dengan kedua kanan ke samping masing-masing. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,

عَلَامَ تُومِئُونَ بِأَيْدِيكُمْ كَأَنَّهَا أَذْنَابُ خَيْلٍ شُمْسٍ؟ إِنَّمَا يَكْفِي أَحَدَكُمْ أَنْ يَضَعَ يَدَهُ عَلَى فَخِذِهِ ثُمَّ يُسَلِّمُ عَلَى أَخِيهِ مَنْ عَلَى يَمِينِهِ، وَشِمَالِهِ
 
”Mengapa kalian mengangkat tangan kalian, seperti keledai yang suka lari? Kalian cukup letakkan tangan kalian di pahanya kemudian salam menoleh ke saudaranya yang di samping kanan dan kirinya. (HR. Muslim, Nasai, dan yang lainnya).
 
Wallahu waliyyut taufiq.
 
********
 
 
Subhanakallohumma wa bihamdihi,     
Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika      
Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamiin