Mau'idhoh

Dari 'Abdulloh bin 'Abbas rodliyallohu 'anhumaa, bahwasanya Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa sallam bersabda,

"Jagalah Alloh, Alloh akan menjagamu. Jagalah Alloh, engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu.

Jika engkau meminta, memintalah kepada Alloh. Dan jika engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Alloh.

Ketahuilah, jika seluruh umat bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan bagimu. Dan jika seluruh umat bersatu untuk memberikan mudhorot kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan atasmu. Pena telah diangkat dan catatan telah kerin
g."

(HR. Tirmidzi, dia berkata "Hadits hasan shohih")

20 April 2008

FILE 48 : Misteri "Al-Hawariyyun"

Bismillahirrohmanirrohim

Walhamdulillah, wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillah Shollallohu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam

Wa ba'du

…… .

MISTERI ’AL-HAWARIYYUN

.

Al-Hawariyyun berarti sahabat yang setia. Gelar ini disandang oleh sahabat para Nabi yang mereka memiliki kesetiaan yang tinggi kepada Nabi yang diikutinya. Istilah ini populer digunakan untuk menyebut sahabat-sahabat Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam dari kalangan Bani Israil, yang mengikuti da’wah beliau dan melanjutkan penyebaran ajaran tauhid setelah Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam diangkat oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Adapun dari kalangan sahabat Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa ‘alaa aalihi wa sallam, maka telah shohih di dalam Shohih Bukhari bahwa Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa ‘alaa aalihi wa sallam bersabda,”Setiap Nabi mempunyai hawariy (pengikut setia), dan hawariyku adalah Az-Zubair (bin Al-Awwam).

Tulisan saya kali ini akan membahas lebih fokus kepada Al-Hawariyyun dari kalangan sahabat Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam. Sebagian kalangan berpendapat bahwa Al-Hawariyyun berjumlah 12 (dua belas) orang, sebagaimana jumlah suku Bani Israil. Dengan demikian setiap Hawariy merupakan wakil setiap suku dari Bani Israil.

Sampai saat ini umat Islam meyakini bahwa Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam masih hidup dan telah diangkat oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala ke langit ketika kaum Bani Israil merencanakan makar untuk membunuh Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam. Mengenai hal ini Al-Qur’an telah menceritakan seputar kejadian tersebut, antara lain:

Artinya : ”Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)." Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Ali-Imran [3] : 52-54)

Artinya : “Dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah[1]", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya[2]. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’ [4] : 157-158).

Mengenai firmannya:

... tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.

selama ini yang menjadi keyakinan mayoritas kaum muslimin bahwa ’yang diserupakan’ dengan Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam adalah salah satu Al-Hawariyyin yang berkhianat. Bahkan ada beberapa kalangan yang menyatakan bahwa nama Al-Hawariyyun yang berkhianat itu adalah Yudas. Penyerupaan Hawariy tersebut dengan Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam dan disalibnya dia menggantikan posisi Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam adalah merupakan hukuman yang diberikan Alloh Subhanahu wa Ta’ala kepadanya karena pengkhianatannya.

Demikianlah yang selama ini beredar dan diyakini umat Islam tentang penyaliban orang yang diserupakan dengan Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam. Padahal kalau kita mau meneliti, kisah tersebut berasal dari kalangan ahlul kitab dan dari kitab mereka yang telah penuh dengan berbagai perubahan dan tambahan cerita bohong. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman

Artinya : ”Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2] : 78-79)

Kita mengetahui, bahwa apabila ada suatu cerita dari kalangan ahlul kitab yang Al-Qur’an maupun As-Sunnah tidak menjelaskannya, maka kita tidak boleh membenarkan atau mendustakannya. Namun apabila cerita tersebut berlawanan dengan ketetapan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka kita harus mendustakannya.

Al-Qur’an sendiri telah memastikan bahwa Al-Hawariyyun adalah betul-betul sahabat yang setia. Pujian Alloh Subhanahu wa Ta’ala kepada mereka antara lain dengan memerintahkan kepada orang yang beriman agar mengikuti Al-Hawariyyun, sebagaimana dalam potongan ayat yang artinya sebagai berikut:

Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia (Al-Hawariyyun) : "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.” (QS. Ash-Shaaf [61] : 14)

Juga di dalam firman-Nya:

Artinya : ”Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)."(QS. Ali-Imran [3]: 52-53)

Maka apakah mungkin dari segolongan orang yang Alloh telah memuji mereka dan memerintahkan kita untuk mencontohnya ada yang berkhianat kepada Alloh dan Rosul-Nya ? Al-Qur’an dan As-Sunnah sama sekali tidak pernah menyebutkan bahwa di antara kalangan Al-Hawariyyun ada yang berkhianat. Selain itu, apakah masuk di akal bila orang yang telah digelari sebagai sahabat-sahabat SETIA melakukan pengkhianatan terhadap Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam ??

Lalu bagaimanakah penjelasan mengenai Hawariy yang diserupakan dengan Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam dan menggantikan posisi beliau untuk disalib ?

Berikut ini penjelasan Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat dalam kajian rutin hari Sabtu yang saya ceritakan ulang secara ringkas dengan bahasa saya sendiri :

Mengenai QS. An-Nisa’:157 tentang kisah penyaliban Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam, terdapat riwayat di dalam An-Nasaai dan Ibnu Abi Hatim yang menceritakan tafsir dari Ibnu ’Abbas rodliyallohu ’anhumaa secara mauquf (riwayat yang berakhir pada sahabat) {Ust. Abdul Hakim menilai sanadnya jayyid } bahwa tatkala Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam dan Al-Hawariyyun berada di dalam suatu rumah dan dikepung oleh tentara Romawi yang ingin menangkap dan menyalib Nabi ’Isa, Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam bersabda,”Siapa yang mau diserupakan wajahnya denganku, dan aku menjamin baginya surga ?

Maka salah seorang Hawariy yang paling muda (wallohu a’lam, Ust. Abdul Hakim tidak menyebutkan namanya) berkata,”SAYA!!”.

Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam mengulang kalimatnya sampai tiga kali, dan Hawariy termuda tersebut tetap mengajukan diri. Maka Hawariy termuda tersebut diserupakan wajahnya dengan wajah Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam, sementara Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam diangkat oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala ke langit dengan disaksikan oleh Al-Hawariyyun.

Ketika tentara Romawi mendobrak pintu rumah dan mencari ’Isa (tentara Romawi dan kaum Bani Isra’il tidak mengetahui wajah ’Isa secara pasti karena beliau selalu berda’wah dengan berpindah-pindah/berkeliling) Hawariy termuda tadi mengaku sebagai Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam, maka dia pun ditangkap dan disalib.

Berdasarkan penjelasan Ust. Abdul Hakim tersebut, kita mengetahui bahwa Hawariy tersebut disalib karena memang ia mengajukan diri secara sukarela dan ikhlas mengharapkan pahala dari Alloh untuk diserupakan dengan Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam dan disalib, dan BUKAN KARENA BERKHIANAT. (Lihat juga Qoshoshul Anbiyaa' karya Ibnu Katsir Bab Kisah Nabi 'Isa alaihish-sholaatu was sallam).

Kisah ini mengingatkan saya kepada kisah ’Ali bin Abi Thalib rodliyallohu ’anhu, yang menggantikan posisi Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa ‘alaa aalihi wa sallam di tempat tidur beliau ketika beliau bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq rodliyallohu ’anhu berhijrah ke Madinah.

Demikian kurang lebih yang bisa saya sampaikan tentang kisah penyaliban orang yang diserupakan dengan Nabi ’Isa ’alaihish-sholaatu was salam, sebagai upaya untuk men-tashfiyyah umat Islam dari cerita-cerita yang terkadang berlawanan dengan nash dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tulisan saya ini banyak mengambil manfaat dari penjelasan Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat Hafidhahulloh pada kajian rutin hari Sabtu di Krukut, Gajah Mada, Jakarta Pusat pada tanggal 15 Rabiul Awwal 1429 H (22 Maret 2008).

Bila dalam penyampaian saya ada kekeliruan, maka kesalahan itu semata-mata dari diri saya sendiri dan dari syaithon. Apabila terdapat kebenaran, maka itu datangnya dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala.

Footnote:

[1]. Mereka menyebut Isa putera Maryam itu Rasul Allah ialah sebagai ejekan, karena mereka sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa itu.

[2].Ayat ini adalah sebagai bantahan terhadap anggapan orang-orang Yahudi, bahwa mereka telah membunuh Nabi Isa ’alaihish-sholaatu was salam

.

Subhanakallohumma wa bihamdihi,

Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika

Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !