Walhamdulillah, wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillah Shollallohu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam
Wa ba'du
Mau Sukses? Mulai dari Yang Kanan!
.
Rasulullah bersabda, “Apabila seorang diantara kamu makan maka makanlah dengan tangan kanannya, apabila ia minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (Riwayat Muslim)
Kanan mempunyai keutamaan yang agung di alam semesta ini. Allah telah menetapkan bahwa sesuatu yang kanan adalah sesuatu yang harus didahulukan. Sungguh benar teladan dari Rasulullah Shollallohu ‘alayhi wa ‘alaa aalihi wa sallam.
Begitu pula dalam hal mencapai prestasi, menggapai cita-cita, dan merengkuh kesuksesan. Supaya berprestasi, cita-citamu bisa kamu capai, plus juga kesuksesan terwujud pada dirimu, kamu pun harus memulainya dari yang kanan.
Mengetik pakai tangan kanan saja? Jadi perenang yang mengandalkan tangan kanan? Menyetir mobil dengan tangan kanan saja?
Ups, bukan gitu!
Sebentar…tahukah kamu, ada organ tubuh kita yang berfungsi mengatur segala proses yang terjadi di tubuh kita? Ia juga mengatur cara kita berpikir, cara kita bertindak. Apakah itu? Ya, 100, betul kamu, ia adalah otak kita.
Kanan: Sang Eksplorer
Ini hubungannya. Simak terus ya.
Otak manusia ternyata mempunyai dua daerah yang berkarakteristik beda. Dua daerah tersebut adalah sisi kiri otak dan sisi kanan otak. Selanjutnya, orang-orang menyebutnya dengan otak kiri dan otak kanan.
Otak kanan merupakan bagian pikiran kita yang mampu menemukan ide-ide baru serta memunculkan pertanyaan-pertanyaan kreatif. Otak kanan beraksi dengan imajinasi dan pikiran reflektif. Imajinasi adalah bayangan tentang sesuatu, biasanya ini dikaitkan dengan masa depan atau sesuatu yang belum terjadi. Sedangkan pikiran reflektif adalah pikiran yang muncul tiba-tiba alias ide segar yang tiba-tiba datang. Kadang, ada yang menyebutnya sebagai ilham.
Pikiran reflektif mampu melihat memori lama kita dan mengambil hal-hal baru dari memori lama tersebut. Contoh, dulu kamu pernah patah hati dan sedih banget gara-gara kisah kasih tak sampai ini. Nah, pikiran reflektif mengambil hal-hal baru dari pengalaman patah hati kamu itu. Ternyata dengan patah hati itu, kamu malah bisa lebih dekat kepada Allah dan menemukan kebenaran bahwa pacaran itu enggak bener.
Otak kananmu senantiasa siap untuk meraih dunia, meniti karir, memulai bisnis, keluar dari sekolah umum lalu masuk pesantren –atau sebaliknya: keluar dari pesantren lalu masuk sekolah umum, melihat keluar jendela, bikin lelucon, menulis buku, atau bahkan terbang ke angkasa.
Sisi eksplorasi otak kanan ini nggak pernah nanya ngapain ia bereksplorasi karena sang eksplorer nggak dibatasi logika. Sang eksplorer tahu bahwa bereksplorasi itu adalah hal terbaik yang bisa dilakukan manusia. Otomatis, sang eksplorer nggak bersifat praktis. Jujur aja, kadang pencariannya bikin ruwet pikiran. Dan, ajaibnya, sang eksplorer juga yang akan membersihkan sampah pikiran ini. Tanpa eksplorer, kita nggak bisa sampai ke impian. Otak kanan, dialah sang eksplorer tersebut, dialah sang pemimpi itu.
Sukses Berawal dari Mimpi
Kamu memulai proses menuju sukses dengan cara memimpikan impian yang besar. Karena apa pun yang kamu lakukan di dunia ini berasal dari pikiran kamu, semakin besar impian kamu, semakin besar pula sasaran yang mampu kamu raih. Semua orang sukses pernah memimpikan suatu impian. Semua orang berprestasi adalah orang-orang yang biasa disebut pengkhayal.
Wright bersaudara membuat pesawat terbang pertama dengan modal awal mimpi. Bahkan jauh sebelum itu, pesawat terbang pun sudah diimpikan oleh filsuf Yunani Kuno, Architas, sekitar 400 tahun sebelum masehi. Zaman dulu, saat Architas merancang pesawat terbang –atau saat Wright membuatnya pertama kali, orang-orang bertanya-tanya –dan menghujat, “Masak sih mesin bisa terbang? Masak sih orang bisa terbang? Dasar tukang ngimpi, banyak angan-angan! Manusia terbang? Pake jin ya?” Sekarang, pesawat terbang sudah biasa.
George Bernard Shaw berkata, “Imajinasi adalah langkah awal penciptaan.” Benarlah perkataannya. Kita liat penemuan pesawat, telepon, computer, telepon genggam merupakan hasil dari imajinasi orang-orang dahulu. Kalo kamu liat sebagian film jadul atau komik-komik jadul Barat produksi tahun 40-50-an sudah mengimajinasikan handphone dan laptop. Sekarang kedua benda itu sudah biasa di sekitar kita. Nah, sekarang kamu tahu, ternyata teknologi yang kita pakai sekarang ini, yang kita anggap biasa-biasa saja, dulu dianggap tidak mungkin, mimpi belaka, angan-angan yang sia-sia. Ternyata Allah mentakdirkan lain. Allah mentakdirkan bahwa mimpi yang ditindaklanjuti dengan benar akan bermanfaat bagi sang pemimpi itu dan juga orang lain.
So, jangan takut mempunyai impian besar. Beranilah bermimpi! Beranilah berimajinasi! Orang yang sukses selalu memimpikan impian besar. Mereka selalu membiarkan pikiran mereka melayang dengan bebas ketika mereka sedang memikirkan apa yang mungkin dapat mereka raih. Mereka memandang langit yang luas sebagai satu-satunya batas bagi apa pun yang mungkin dapat mereka raih, peroleh, dan lakukan.
Kesimpulan hubungannya, setiap kesuksesan berawal dari imajinasi besar, sebuah mimpi besar. Karena mimpi dan imajinasi ini adalah aksi otak kanan, so jika kamu mau sukses, gunakanlah otak kanan lebih dulu! Supaya sukses, berimajinasilah lebih dulu! Supaya sukses, gunakanlah otak kanan! Impikanlah impianmu! Itu berarti, kamu menggunakan otak kananmu lebih dulu. Sungguh benar Rasulullah Shollallohu ‘alayhi wa ‘alaa aalihi wa sallam !
Back From The Future
Orang-orang sukses terus menerus menerapkan pola pikir “kembali dari masa depan”. Mereka memproyeksikan diri mereka beberapa tahun ke depan dan membayangkan seperti apa kehidupan mereka nanti jika mereka mampu mencapai semua sasaran mereka. Lalu, mereka akan melihat kembali pada masa kini, seakan-akan mereka sudah mencapai sebuah puncak gunung, kemudian melihat diri mereka saat ini yang sedang berada di lembah, siap menaiki gunung. Mereka kemudian akan memandang dan menyusuri jalan yang harus mereka lalui menuju ke tempat yang di dalamnya mereka akan berada pada masa depan.
Menurut hukum kesesuaian, apa pun yang dapat kamu imajinasikan dengan jelas di dalam pikiranmu, pada akhirnya nanti akan kamu alami di dunia luarmu. Oleh karena itu, kamu kudu mampu memvisualisasikan sasaran-sasaran kamu sejelas dan senyata mungkin.
Visualisasi Impian Kreatif
Gimana caranya memimpikan impian yang bisa bikin sukses? Mudah! Lakukan saja visualisasi kreatif.
Proses visualisasi kreatif banyak digunakan di dunia olah raga. Para atlet dianjurkan dan dilatih untuk membayangkan diri merkea menembakkan gol-gol spektakuler di lapangan hijau atau mencetak rekor baru lari sprint 100 meter. Majalah Success menulis, “Dengan memvisualisasikan tujuan-tujuan Anda, otak bawah sadar Anda mewujudkan gambaran-gambaran batin ini menjadi kenyataan.”
Dengan cara seolah-olah menyaksikan dirimu berhasil mencapai tujuan, dan dengan memvisualisasikan dirimu mencapai cita-cita dan kesuksesanmu, kamu akan menjadi apa saja yang kamu impikan. Ya, begitulah hebatnya kekuatan visualisasi kreatif.
Ini dia cara-cara melakukan visualisasi kreatif:
1. Carilah tempat tenang yang bisa bikin kamu rileks dan nggak terganggu oleh orang lain selama 20 menit.
2. Silakan cari tempat yang bener-bener tenang, bikin kamu rileks, and nggak terganggu sama orang lain. Mau ke pegunungan? Silakan. Mau ke hutan? Boleh. Tapi hati-hati sama kelabang dan kalajengking.
3. Pakailah pakaian yang bikin kamu nyaman.
4. Tariklah nafas dalam-dalam, bernafaslah dengan teknik 4-2-8.
a. Tarik nafas dalam empat hitungan
b. Tahan nafas selama dua hitungan
c. Buang nafas dalam delapan hitungan
5. Tutuplah matamu dan bayangkan impianmu! Bayangkanlah kamu sedang mencapai kesuksesan atas cita-cita yang kamu inginkan! Lihatlah dirimu sedang beraksi melakukan profesi yang kamu cita-citakan. Kamu melakukan aksi itu dengan percaya diri, bangga, tersenyum, bersemangat. Saksikan sejelas mungkin imajinasimu itu seakan-akan ia adalah film yang diputar di depanmu. Saksikan dan resapi dengan penuh perasaan.
6. Buka matamu. Ulangi latihan ini setiap waktu.
Kamu kudu bisa memvisualisasikan impianmu sejelas dan senyata mungkin. Visualisasikan sasaran-sasaranmu dengan intens dan ciptakan dalam dirimu perasaan yang sama dengan yang akan Anda rasakan jika Anda telah mencapai impian-impianmu. Visualisasikan impianmu sesering mungkin. Hidupkan kembali gambaran impian atau sasaran hidupmu itu seolah-olah kamu sudah merealisasikannya, dalam layar benakmu berkali-kali dalam sehari, sebanyak mungkin. Visualisaikan selama mungkin, terutama saat-saat sebelum tidur setiap malam.
Lakukan secara berulang-ulang latihan visualisasi ini, dalam bentuk nyata, intens, sering, dan lama, sampai sasaranmu benar-benar terlihat jelas, hidup, bernafas, menarik, dan terlihat sebagai gambaran nyata. Semakin ahli kamu dalam memindahkan mimpimu melalu sasaran menjadi visualisasi, semakin tinggi motivasi dan tekadmu untuk mencapainya nanti. Semakin jelas sasaran yang kamu kembangkan, semakin tinggi keberanian dan kepercayaan dirimu!
Kok Ngimpi Sih?
Takut memimpikan impianmu? Takut memvisualisasikan impianmu? Takut dituduh banyak angan-angan?
Ups!
Sejujurnya, hampir setiap waktu, orang memvisualisasikan apa yang akan terjadi. Visualisasi akan suatu hal di masa depan adalah hal yang wajar dari setiap manusia. Sedikit banyak, jarang ataupun sering, sengaja atau tidak sengaja, sadar atau tidak, diakui atau diingkari, visualisasi akan beberapa hal di masa depan kita (pernah) muncul di benak kita.
Ortumu pernah memvisualisasikan gimana dirimu jika besar nanti. Gurumu memvisualisasikan gimana murid-muridnya nanti jika udah ‘jadi orang’. Seorang ustadz yang mendidik santri-santrinya pernah membayangkan bagaimana kemungkinan santri terbaiknya nanti akan sukses kuliah di Madinah. Jadi, visualisasi itu biasa banget dalam hidup ini. Cuma, mereka nggak njalanin visualisasi kreatif. Mereka sekadar membayangkan saja. Kreatifnya nggak dipake.
Memvisualisasikan bukanlah banyak berangan-angan. Memvisualisasikan sasaran serupa dengan menetapkan tujuan, visi, dan misi dalam sebuah organisasi. Tidak mungkin sebuah sekolah, yayasan dakwah, pondok pesantren, organisasi dakwah, tidak mempunyai tujuan, visi, dan misi. Lembaga-lembaga semacam ini pasti punya tujuan, visi, dan misi. Tentu saja lembaga-lembaga itu nggak banyak angan-angan.
Ini sama saja dengan memimpikan impianmu. Bedanya, yang tadi adalah sebuah lembaga. Sedangkan visualisasi kreatif terjadi pada dirimu. Ini biasa saja, sering terjadi, cuma metode, dan bukannya tidak syar’i.
So, siap gunakan otak kananmu? Berimajinasilah! Visualisasikan cita-citamu! Mulailah melangkah menuju sukses dari langkah yang paling awal dengan berani: impikan impianmu!(is)
Sumber: majalah-elfata.com
.
Subhanakallohumma wa bihamdihi,
Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !