Bismillahirrohmanirrohim
Walhamdulillah, wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillah Shollallohu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam
Wa ba'du
….Allah Ta’ala berfirman,
وَٱلسَّـٰبِقُونَ
ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَـٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ
ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَـٰنٍ۬ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنۡہُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ
وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ
فِيہَآ أَبَدً۬اۚ ذَٲلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) -(yakni) dari orang-orang Muhajirin dan Anshar- dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik*, Allah ridla kepada mereka dan mereka pun ridla kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar" (QS. At Taubah [9]: 100)
Allah Ta’ala berfirman,
مُّحَمَّدٌ۬
رَّسُولُ ٱللَّهِۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُ ۥۤ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلۡكُفَّارِ
رُحَمَآءُ بَيۡنَہُمۡۖ تَرَٮٰهُمۡ رُكَّعً۬ا سُجَّدً۬ا يَبۡتَغُونَ
فَضۡلاً۬ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٲنً۬اۖ سِيمَاهُمۡ فِى وُجُوهِهِم مِّنۡ
أَثَرِ ٱلسُّجُودِۚ ذَٲلِكَ مَثَلُهُمۡ فِى ٱلتَّوۡرَٮٰةِۚ وَمَثَلُهُمۡ
فِى ٱلۡإِنجِيلِ كَزَرۡعٍ أَخۡرَجَ شَطۡـَٔهُ ۥ فَـَٔازَرَهُ ۥ
فَٱسۡتَغۡلَظَ فَٱسۡتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعۡجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ
بِہِمُ ٱلۡكُفَّارَۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ
ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ مِنۡہُم مَّغۡفِرَةً۬ وَأَجۡرًا عَظِيمَۢا
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud
mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada
muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat. Adapun sifat-sifat mereka dalam Injil,
yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di
atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh di antara
mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al Fath [48]: 29)
Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa 'alaa aalihi wa sallam bersabda,
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ
كَانَ بَيْنَ خَالِدِ بْنِ الْوَلِيدِ وَبَيْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ شَيْءٌ فَسَبَّهُ خَالِدٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِي فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَوْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ ح
كَانَ بَيْنَ خَالِدِ بْنِ الْوَلِيدِ وَبَيْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ شَيْءٌ فَسَبَّهُ خَالِدٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِي فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَوْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
حَدَّثَنَا أَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ ح
و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي ح
و حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ
أَبِي عَدِيٍّ جَمِيعًا عَنْ شُعْبَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ بِإِسْنَادِ
جَرِيرٍ وَأَبِي مُعَاوِيَةَ بِمِثْلِ حَدِيثِهِمَا وَلَيْسَ فِي حَدِيثِ
شُعْبَةَ وَوَكِيعٍ ذِكْرُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَخَالِدِ بْنِ
الْوَلِيدِ
"Telah menceritakan kepada kami ['Utsman bin Abu Syaibah]; Telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Al A'masy] dari [Abu Shalih] dari [Abu Sa'id] dia berkata;
suatu
ketika di antara Khalid bin Walid dan 'Abdur Rahman bin 'Auf ada
sedikit permasalahan. Lalu Khalid mencelanya. Maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah
kalian mencela seseorang dari sahabatku, karena sesungguhnya seseorang
dari kalian seandainya menginfakkan emas sebesar gunung Uhud maka ia
tidak akan dapat menandingi satu mud atau setengahnya dari apa yang
telah diinfakkan para sahabatku.'
Telah menceritakan kepada kami [Abu Sa'id Al Asyaj] dan [Abu Kuraib] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Al A'masy]; al Hadits
Dan telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Mu'adz]; Telah menceritakan kepada kami [Bapakku]; al Hadits
Dan telah menceritakan kepada kami [Ibnu Al Mutsanna] dan [Ibnu Basysyar] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Adi] seluruhnya dari [Syu'bah] dari [Al A'masy]
melalui sanad Jarir dan Abu Mu'awiyah yang serupa dengan Hadits
keduanya. Namun di dalam Hadits Syu'bah dan Waki' tidak di sebutkan
tentang 'Abdur Rahman bin 'Auf dan Khalid bin Walid."
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Muslim (No. 4611). Hadits utama diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih-nya kitab Al Manaqib Bab Qauluhu Lau Itakhadztu Kholilaan no. 3397. Selain itu driwayatkan pula oleh :
1. Imam Al Tirmidzi dalam Sunan-nya kitab Al Manaqib ‘An Al Nabi Bab Fiman Sabba Ashaabi Al Nabi no 3796
2. Imam Abu Daud dalam Sunan-nya Kitab Al Sunnah Bab Al Nahyu ‘An Sabb Ashabi Al nabi no. 4039
3. Imam Ibnu Majah dalam Sunan-nya kitab Muqaddimah bab Fadhlu Ahli Badr no. 157.
4. Imam Ahmad dalam Musnad-nya no. 10657, 11092 dan 11180.
حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ
أَنَّ عَائِذَ بْنَ عَمْرٍو وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَى عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ زِيَادٍ فَقَالَ أَيْ بُنَيَّ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ شَرَّ الرِّعَاءِ الْحُطَمَةُ فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ
فَقَالَ لَهُ اجْلِسْ فَإِنَّمَا أَنْتَ مِنْ نُخَالَةِ أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ وَهَلْ كَانَتْ لَهُمْ نُخَالَةٌ إِنَّمَا كَانَتْ النُّخَالَةُ بَعْدَهُمْ وَفِي غَيْرِهِمْ
أَنَّ عَائِذَ بْنَ عَمْرٍو وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَى عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ زِيَادٍ فَقَالَ أَيْ بُنَيَّ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ شَرَّ الرِّعَاءِ الْحُطَمَةُ فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ
فَقَالَ لَهُ اجْلِسْ فَإِنَّمَا أَنْتَ مِنْ نُخَالَةِ أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ وَهَلْ كَانَتْ لَهُمْ نُخَالَةٌ إِنَّمَا كَانَتْ النُّخَالَةُ بَعْدَهُمْ وَفِي غَيْرِهِمْ
"Telah menceritakan kepada kami [Syaiban bin Farruh] telah menceritakan kepada kami [Jarir bin Hazim] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan] bahwa ['Aidz bin 'Amru]
salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, menemui
Ubaidullah bin Ziyad sambil berkata, "Wahai anakkku, sesungguhnya saya
pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya seburuk-buruk penguasa adalah penguasa yang zhalim, maka janganlah kamu termasuk dari mereka."
Lalu 'Ubaidullah berkata kepadanya, "Duduklah, kamu ini hanyalah sisa-sisa kotoran** shahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam."
Maka 'Aidz pun ganti berkata, "Apakah mereka (para shahabat) memiliki kotoran ? Sebenarnya kotoran itu ada pada orang-orang sesudah mereka dan pada selain mereka."
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya Kitabul Imaarah Bab Fadlilatul Imamul 'Adil wa 'Uquubatul Jaa-ir wal Hats-tsu 'alal Rifq hadits no. 3411.
Telah berkata Imam Abu Zur'ah Al-Razy (194 - 264 H):
"Apabila engkau melihat seorang yang mencaci maki salah seorang dari shahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, maka ketahuilah sesungguhnya orang itu zindiq.
Yang demikian itu karena sesungguhnya Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam
di sisi kami adalah haq dan Al-Qur'an haq, sedangkan yang menyampaikan
Al-Qur'an dan hadits nabi kepada kita tidak lain adalah
shahabat-shahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.
Yang mereka kehendaki dari tindakan tersebut (mencela shahabat/'ulama) adalah agar mereka dapat men-jarh (mencela -dalam ilmu hadits-) saksi-saksi kami (dalam penyampaian Al-Qur'an dan Sunnah yang haq) untuk membatalkan ajaran Al-Kitab (Al-Qur'an) dan As-Sunnah."
[[Diriwayatkan oleh Imam Khatib Al-Baghdadi di kitabnya Al Kifaayah fii 'ilmil Riwaayah]]
Terakhir, saya ingin mengajak para pencela shahabat Nabi radliyallaahu 'anhum ajma'iin untuk bertanya kepada pribadi masing - masing:
Silahkan baca juga :Apa yang sudah anda lakukan dalam upaya menolong da'wah Islam, dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan para shahabat Nabi ??
- Jangan Mencela Shahabat Rasulullah
- Kedudukan Shahabat Nabi Radliyallaahu 'anhum jamii'an
- Riwayat - Riwayat yang Menceritakan Kejelekan Shahabat
- Kemuliaan Ahlul Bait dalam Pandangan Ahlus Sunnah
- Ahlus Sunnah dan Ahlul Bait
- Aqidah Ahlus Sunnah tentang Ahlul Bait (1) (2)
- Hak - Hak Ahlul Bait Menurut Ahlus Sunnah
Catatan Saya:
*) Jika tidak bisa menjadi yang pertama (para shahabat Muhajirin dan Anshar), maka jadilah yang kedua (orang yang mengikuti mereka dengan baik)
**) Saya mendapati makna نُخَالَةِ dari kamus Arab-Indonesia online adalah dedak. Penterjemahan نُخَالَةِ dengan kotoran saya ambil dari terjemahan Ust. Agus Hasan Bashori dalam Tarjamah Riyadhush Sholihin
(hadits no. 197) penerbit Duta Ilmu - Surabaya. Apabila ada yang bisa
memberikan saran terjemahan yang lebih baik dan sesuai, mohon
diinformasikan ke saya.
Subhanakallaahumma wa bihamdihi,
Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika
Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !