Mau'idhoh

Dari 'Abdulloh bin 'Abbas rodliyallohu 'anhumaa, bahwasanya Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa sallam bersabda,

"Jagalah Alloh, Alloh akan menjagamu. Jagalah Alloh, engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu.

Jika engkau meminta, memintalah kepada Alloh. Dan jika engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Alloh.

Ketahuilah, jika seluruh umat bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan bagimu. Dan jika seluruh umat bersatu untuk memberikan mudhorot kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan atasmu. Pena telah diangkat dan catatan telah kerin
g."

(HR. Tirmidzi, dia berkata "Hadits hasan shohih")

27 Oktober 2008

FILE 84 : Mengkompromikan Dalil yang SEOLAH Bertentangan ??

Bismillahirrohmanirrohim

Walhamdulillah, wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillah Shollallohu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam

Wa ba'du

……

.

Memahami Ayat yang Seolah Bertentangan

.

Syaikh Al-Albany ditanya:

Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 85 berfirman:”Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima.”

Sementara dalam surat Al-Maidah ayat 69 disebutkan:”Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shabi’in, dan orang-orang Nasrani apabila mereka beriman kepada Allah dan hari akhir serta beramal shalih, maka tidak ada ketakutan dan kesedihan yang akan menimpa mereka.”Bagaimana caranya kita memahami dua ayat yang seolah-olah bertentangan ini ?

Jawaban:

Tak ada pertentangan antara dua ayat tersebut. Ayat yang pertama (Ali Imran : 85) berlaku bagi kaum yang telah sampai dakwah Islam kepada mereka, sedangkan ayat yang kedua (Al-Maidah : 69) berlaku bagi kaum yang hidup pada zaman mereka masing-masing (dengan cara mengikuti syariat dari nabi/rasul mereka masing-masing sebelum datangnya dakwah Islam).

Adapun tentang kaum shabi’in (shabi’ah) yang dikenal selama ini sebagai penyembah bintang, sebetulnya mereka dulunya adalah orang-orang yang bertauhid, akan tetapi setelah lewat masa yang panjang, sedikit demi sedikit mereka terjatuh ke dalam kemusyrikan dan akhirnya mereka menyembah bintang. Hal ini sama saja dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang hari ini juga semuanya sudah terjatuh dalam kemusyrikan.

Nah… siapapun di antara mereka (shabi’ah, Yahudi, Nasrani) yang berpegang teguh dengan agamanya masing-masing dan mereka hidup sebelum datangnya Islam, maka mereka tidak akan ditimpa ketakutan dan kesedihan. Dan mereka adalah termasuk orang-orang yang beriman. Akan tetapi, setelah Allah mengutus Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan dakwah Islam telah sampai kepada mereka, maka Allah tidak akan menerima agama mereka sebelum mereka masuk Islam.

Adapun orang yang sama sekali belum pernah mendengar dakwah Islam, maka orang seperti ini tidak akan langsung divonis masuk neraka oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Orang yang meninggal dalam keadaan belum pernah mendengar dakwah Islam sama sekali, akan mendapat perlakuan khusus dari Allah di akhirat dengan mengutus seorang rasul kepada mereka, orang-orang ini akan diuji oleh Allah lewat rasul tersebut, seperti Allah telah menguji manusia di dunia. Apabila orang-orang tersebut menyambut seruan rasul dan mentaatinya maka dia akan dimasukkan ke surga. Jika tidak, maka dia akan masuk neraka.

Saat ini… ada satu masalah yang sangat besar yang menimpa sebagian kaum muslimin, yaitu orang-orang yang mengira bahwa mereka telah memeluk agama Islam dan telah menjalankan syariat Islam tetapi sebenarnya mereka telah keluar dari Islam dan telah jatuh dalam kekafiran karena aqidah dan keyakinan mereka telah sesat dan menyimpang, sehingga membatalkan ke-Islam-an mereka. Mereka itu adalah kelompok yang disebut “Ahmadiyah Qodiyan” yang berkeyakinan bahwa ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka ini sudah tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang disebutkan dalam surat Al-Maidah ayat 69 di atas, karena hujjah sudah tegak di hadapan mereka. Apabila mereka mengaku sebagi muslim, tentu mereka telah membaca (mendengar) dari Al-Qur’an dan hadits tentang bagaimana prinsip-prinsip aqidah Islam.

(Dikutip dari “Kaifa yajibu ‘alaina annufasirral qur’anil karim” edisi bahasa IndonesiaTanya Jawab dalam Memahami Isi Al-Qur’an)

Sumber : assunnahsurabaya.wordpress.com

.

.

****

.

Mengkompromikan Hadits yang Dianggap Kontradiksi

.

.

Imam asy Syathibi rahimahullah berkata :

Dalil dalil yang menjadi dasar syari’at tidak mungkin satu dengan yang lainnya saling kontradiktif/ bertentangan, maka siapapun yang meneliti kaidah hukum dengan seksama pasti tidak mendapati kesamaran sama sekali didalamnya, sebab tidak mungkin terjadi pertentangan antara ajaran agama, sehingga kita tidak menemukan adanya dua dalil yang disepakati umat islam saling bertentangan yang mewajibkan seorang tawaqquf (tidak bisa mengamalkan), namun karena seorang mujtahid tidak ma’shum boleh jadi yang terjadi pertentangan bukan dalam nash nya tetapi dalam pemahamannya” (Al Muwafaqaat 4/244)

Faktor yang menjadi sebab adanya anggapan kontradiksi antara nash yang satu dengan yang lainnya secara zhahir antara lain :

- Diantara beberapa nash yang ada terdapat unsur tarik menarik antara nash yang khusus dengan nash yang umum, antara nash yang mutlak dengan nash yang muqayyad, dan antara nash yang mengecualikan dengan nash yang dikecualikan sehingga sebagian orang menyangka adanya pertentangan antara kedua nash tersebut padahal sebenarnya tidak demikian.

- Kurang mengerti tentang luasnya cakupan sastra Arab, sementara Al Qur’an dan As Sunnah turun dengan bahasa Arab yang sangat fasih dan bersastra tinggi

- Hadits yang dibenturkan dengan hadits lain yang berstatus lemah atau palsu yang dibuat oleh kaum zindiq.

- Tidak mengerti tentang nash - nash yang naskh dan mansukh.

- Ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menyampaikan suatu hadits, ada yang meriwayatkan secara lengkap, dan ada yang meriwayatkan secara ringkas karena suatu hal, bahkan ada pula yang meriwayatkan secara makna, kalau hal hal diatas telah diketahui dengan baik maka menjadi semaikin tidak benar bila ada anggapan kontradiksi antara nash nash tersebut.

Langkah dan sikap seorang muslim ketika mendapati nash nash yang dianggap kontradiksi :

- Mencari titik temu antara dua dalil yang diangap kontradiksi

- Mencari bukti - bukti naskh.

- Mentarjih salah satu dalil yang ada dan yang rajih diamalkan. Jika tidak mungkin ditarjih maka kedua dalil tersebut gugur dan mencari dalil lain

Pada dasarnya antara nash nash hadits yang shahih satu dengan yang lain tidak mungkin saling bertentangan, yang membuat seseorang tidak bisa mengambil kesimpulan dari makna hadits.

Allah subhana wa ta’ala berfirman :

أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللّهِ لَوَجَدُواْ فِيهِ اخْتِلاَفاً كَثِيراً

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur`an ? Kalau kiranya Al Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya (An Nisaa :82)

Suatu contoh beberapa hadits yang nampak secara dzahir bertentangan adalah, hadits yang melarang menghadap kiblat ketika buang air besar atau kecil, sementara hadits lain membolehkan buang hajat menghadap kiblat, tetapi setelah dicarikan titik temu maka tidak ada unsur kontradiksi sebagaimana para ulama telah berusaha menyatukan beberapa hadits yang tampak bertentangan tersebut , bahwa hadits yang melarang berlaku ketika buang hajat ditempat terbuka, sedangkan hadits yang membolehkan berlaku ketika buang hajat disuatu tempat yang tertutup seperti buang hajat di WC berdasarkan hadits Ibnu Umar (HR. Al Bukhari 148, Muslim 266)

Wallahu ‘alam

( disadur dari Ensiklopedi Penghujatan Terhadap Sunnah, Zaenal Abidin Syamsudin,Lc, Penerbit Pustaka Imam Abu Hanifah Jakarta hal 107-108 )

Sumber : adiabdullah.wordpress.com

.

Subhanakallohumma wa bihamdihi,

Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika

Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !