Mau'idhoh

Dari 'Abdulloh bin 'Abbas rodliyallohu 'anhumaa, bahwasanya Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa sallam bersabda,

"Jagalah Alloh, Alloh akan menjagamu. Jagalah Alloh, engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu.

Jika engkau meminta, memintalah kepada Alloh. Dan jika engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Alloh.

Ketahuilah, jika seluruh umat bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan bagimu. Dan jika seluruh umat bersatu untuk memberikan mudhorot kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan atasmu. Pena telah diangkat dan catatan telah kerin
g."

(HR. Tirmidzi, dia berkata "Hadits hasan shohih")

30 Oktober 2010

FILE 191 : Siapakah Julaibib ?

Bismillahirrohmanirrohim

Walhamdulillah, wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillah Shollallohu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam

Wa ba'du

……

Tetapi Aku Kehilangan Julaibib ...

.

Dia adalah bagian dari diriku,

dan aku adalah bagian dari dirinya

- Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam, tentang Julaibib -

.

Julaibib, begitulah ia dikenal. Kata ini sendiri mungkin sudah menunjukkan ciri fisiknya, kerdil. Nama ini, tentu bukan ia sendiri yang menghendaki, atau mungkin tidak pula kedua orangtuanya, karena ia pun tidak tahu siapa ayah dan bundanya. Demikian pula orang-orang di sekitarnya, semuanya tidak tahu atau tak mau tahu tentangnya. Tak dikenal jua, dari suku manakah ia. Celakanya lagi, bagi masyarakat Yatsrib, tak bernasab dan tak bersuku adalah cacat sosial yang tak terampunkan.

Tampilan fisik dan kesehariannya juga menggenapkan sulitnya manusia berdekat-dekat dengannya. Wajahnya yang jelek terkesan sangar. Pendek. Bungkuk. Hitam. Fakir. Kainnya usang. Pakaiannya lusuh. Kakinya pecah-pecah tak beralas. Tak ada rumah untuk berteduh. Tidur sembarangan berbantalkan tangan dan berkasurkan pasir dan kerikil. Tak ada perabotan. Minum hanya dari kolam umum yang diciduk dengan tangkupan telapan. Sampaisampai Abu Barzah, seorang pemimpin Bani Aslam, berkata kepada keluarganya (yang wanita) tentang Julaibib, “Jangan pernah biarkan Julaibib masuk di antara kalian! Demi Allah, jika dia berani begitu, aku akan melakukan hal yang mengerikan kepadanya!”

Demikianlah Julaibib.

Namun jika Allah berkehendak menurunkan rahmat-Nya, tak satu pun makhluk bisa menghalangi. Julaibib menerima hidayah, dan dia selalu berada di shaff terdepan dalam shalat dan jihad. Meski hampir semua orang tetap memperlakukannya seolah ia tiada, tidak begitu dengan Rasul mulia, sang rahmat bagi semesta alam. Julaibib yang tinggal di shuffah (teras) Masjid Nabawi, suatu hari ditegur oleh Nabi,

Julaibib”, begitu lembut beliau memanggil, “Tidakkah engkau menikah?”

Siapakah orangnya, ya Rasulullah”, kata Julaibib, “Yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?”

Julaibib menjawab dengan tetap tersenyum. Tak ada kesan menyesali diri atau menyalahkan takdir Allah pada kata-kata maupun air mukanya. Rasulullah juga tersenyum. Mungkin memang tak ada orang tua yang berkenan pada Julaibib.

Tapi hari berikutnya, ketika bertemu dengan Julaibib, Rasulullah menanyakan hal yang sama. “Julaibib, tidakkah engkau menikah?”. Dan Julaibib menjawab dengan jawaban yang sama. Begitu, begitu, begitu. Tiga kali. Tiga hari berturut-turut.

Dan di hari ketiga itulah, Nabi menggamit lengan Julaibib dan membawanya ke salah satu rumah seorang pemimpin Anshar (sebagaimana tersebut dalam riwayat Abu Barzah al Aslami)

Aku inginkata Rasululloh kepada si empunya rumah, “Melamar puteri kalian.”

Betapa indahnya dan betapa barakahnya.” begitu si wali menjawab berseri-seri, mengira bahwa sang Nabi-lah calon menantunya. “Ya Rasulullah, sungguh akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram dari rumah kami.”

Tapi aku melamar bukan untukku sendiri.”kata Rasulullah, “Kupinang putri kalian untuk Julaibib”.

Apa? Julaibib?” nyaris ayah sang gadis terpekik. Berkelebat bayangan Julaibib dengan detailnya, dan ia terkaget.

“Ya. Untuk Julaibib.”

“Ya Rasulullah”, terdengar helaan nafas berat, “Saya harus meminta pertimbangan istri saya tentang hal ini.”

Dengan Julaibib?” seru istrinya dari dalam rumah, “Bagaimana bisa? Julaibib yang berwajah lecak, tak bernasab, tak berkabilah, tak berpangkat dan tak berharta?” Tak puas, ia melanjutkan kata-kata yang menjadi bukti betapa ia berat hati melepas putrinya untuk dinikahkan dengan Julaibib, “Demi Allah, tidak. Tidak akan pernah puteri kita menikah dengan Julaibib.”

Perdebatan itu tidak berlangsung lama karena sang puteri dari balik tirai berkata anggun, “Siapakah yang meminta, wahai ayah dan ibu?”

Kedua orang tuanya pun menjelaskan.

Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi Allah, kirim aku kepadanya. Dan demi Allah, karena Rasulullah lah yang meminta, maka tiada akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku.”

Sang gadis shalihah itu lalu membaca firman Allah,

Dan tidaklah patut bagi lelaki beriman dan perempuan beriman, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh ia telah tersesat dalam kesesatan yang nyata.”
(Al Ahzab [33] : 36).

Beliau pun menikahkannya dengan Julaibib.

Ishaq bin Abdillah bin Abi Thalhah (salah satu perawi hadits) berkata kepada Tsabit, “Tahukah kamu, apa doa Rasululloh untuk wanita itu?”

Zaid berkata, “Apa gerangan doa Nabi untuknya?”

Ishaq berkata,“Beliau mengucapkan doa, ‘Ya Allah, limpahkan kebaikan atasnya, dalam kelimpahan yang penuh barakah. Janganlah kau biarkan hidupnya payah dan bermasalah’.”

Benarlah doa Nabi Muhammad Shollallohualayhi wa sallam. Namun, kebersamaan keduanya ditakdirkan terlalu lama. Meski di dunia sang istri shalihah dan bertakwa, tapi bidadari surga telah terlampau lama merindukannya. Julaibib lebih dihajatkan di langit meski tercibir di bumi. Ia lebih pantas menghuni jannah daripada dunia yang bersikap tidak terlalu bersahabat kepadanya.

Dikisahkan bahwa kemudian Julaibib mengikuti suatu peperangan bersama Nabi. Saat ia syahid, Nabi begitu kehilangan. Kehilangan. Sangat kehilangan. Tapi beliau akan mengajarkan sesuatu kepada para shahabatnya. Maka beliau bertanya-tanya di akhir pertempuran, “Apakah kalian kehilangan seseorang?”

Para shahabat menjawab, “Fulan, fulan dan fulan.”

Para shahabat menyebutkan sejumlah nama. Namun Julaibib tidak termasuk dalam yang mereka sebutkan. Sepertinya Julaibib memang tak beda antara ada dan tiadanya di kalangan mereka.

Nabi bertanya lagi, “Apakah kalian kehilangan seseorang?”

Shahabat kembali menjawab, “Ya. Fulan, fulan dan fulan.”

Lagi-lagi beliau bertanya, “Apakah kalian kehilangan seseorang?”

Dan selalunya shahabat menjawab, “Ya. Fulan, fulan dan fulan.”

Kemudian Nabi Muhammad Shollallohualayhi wa sallam bersabda dengan menghela nafasnya, “Tetapi aku kehilangan Julaibib. Carilah dia!”

Akhirnya, mereka berhasil menemukannya. Julaibib yang mulia. Terbunuh dengan luka-luka, semua dari arah muka. Di sekitar jasadnya menggeletak tujuh jasad musuh yang telah ia bunuh terlebih dahulu. Nabi Muhammad Shollallohualayhi wa sallam bersabda, “Ia telah membunuh tujuh orang sebelum akhirnya mereka membunuhnya.”

Beliau dengan tangannya sendiri mengafaninya. Beliau menshalatkannya secara pribadi. Dan kalimat beliau untuk Julaibib yang akan membuat iri semua makhluk hingga hari berbangkit adalah,

Ya Allah, dia adalah bagian dari diriku dan aku adalah bagian dari dirinya.”

Alangkah indahnya. Tidak dikenal manusia, tapi dikenal Rabbnya manusia.

*****

Referensi :

  • Shohih Muslim (No. 4519)
  • Musnad Imam Ahmad (No. 18971, 18948, 18942, 11944)
  • Bertaqwa Tapi Tak Dikenal, oleh Sa’id Abdul ‘Azhim
  • Jalan Cinta Para Pejuang, oleh Salim A. Fillah
Sumber: Salah satu artikel di Oase Imani.com

.

Subhanakallohumma wa bihamdihi,

Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika

Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !