Mau'idhoh

Dari 'Abdulloh bin 'Abbas rodliyallohu 'anhumaa, bahwasanya Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa sallam bersabda,

"Jagalah Alloh, Alloh akan menjagamu. Jagalah Alloh, engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu.

Jika engkau meminta, memintalah kepada Alloh. Dan jika engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Alloh.

Ketahuilah, jika seluruh umat bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan bagimu. Dan jika seluruh umat bersatu untuk memberikan mudhorot kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan atasmu. Pena telah diangkat dan catatan telah kerin
g."

(HR. Tirmidzi, dia berkata "Hadits hasan shohih")

21 Desember 2008

FILE 90 : Selamat Natal... ????

Bismillahirrohmanirrohim

Walhamdulillah, wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillah Shollallohu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam

Wa ba'du

……

HUKUM MENGUCAPKAN "SELAMAT NATAL"

Oleh:

Syaikh Muhammad ibn Sholih Utsaimin rahimahullah

.

Pertanyaan:

Apa hukumnya mengucapkan selamat kepada orang kafir pada perayaan hari besar keagamaan mereka ? (Misal : Merry Christmas, Selamat hari Natal dan Tahun Baru dst, red)

Dan bagaimana kita menyikapi mereka jika mereka mengucapkan selamat Natal kepada kita ?

Dan apakah dibolehkan pergi ke tempat-tempat dimana mereka merayakannya ?

Dan apakah seorang Muslim berdosa jika ia melakukan perbuatan tersebut tanpa maksud apapun? Akan tetapi ia melakukannya hanya karena menampakkan sikap tenggang rasa, atau karena malu atau karena terjepit dalam situasi yang canggung, ataupun karena alasan lainnya ?

Dan apakah dibolehkan menyerupai mereka dalam hal ini?

.

Jawaban:

Mengucapkan selamat kepada orang kafir pada perayaan Natal atau hari besar keagamaan lainnya dilarang menurut ijma’. Sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam bukunya ”Ahkamu Ahlidz-dzimmah”, beliau berkata:

“Bahwa mengucapkan selamat terhadap syi’ar-syi’ar kafir yang menjadi ciri khasnya adalah Haram, secara sepakat. Seperti memberi ucapan selamat kepada mereka pada hari-hari rayanya atau puasanya, sehingga seseorang berkata, “Selamat Hari Raya”, atau ia mengharapkan agar mereka merayakan hari rayanya atau hal lainnya.

Maka dalam hal ini, jika orang yang mengatakannya terlepas dari jatuh ke dalam kekafiran, namun (sikap yang seperti itu) termasuk ke dalam hal-hal yang diharamkan. Ibarat dia mengucapkan selamat atas sujudnya mereka pada salib. Bahkan ucapan selamat terhadap hari raya mereka dosanya lebih besar di sisi Allah dan jauh lebih dibenci daripada memberi selamat kepada mereka karena meminum alkohol dan membunuh seseorang, berzina dan perkara-perkara yang sejenisnya. Dan banyak orang yang tidak paham agama terjatuh ke dalam perkara ini. Dan ia tidak mengetahui keburukan perbuatannya. Maka siapa yang memberi selamat kepada seseorang yang melakukan perbuatan dosa, atau bid’ah, atau kekafiran, berarti ia telah membuka dirinya kepada kemurkaan ALLAH.” –Akhir dari perkataan Syaikh (Ibnul Qoyyim rahimahullah)–

(Syaikh Utsaimin melanjutkan) Haramnya memberi selamat kepada orang kafir pada hari raya keagamaan mereka sebagaimana perkataan Ibnul Qoyyim adalah karena di dalamnya terdapat persetujuan atas kekafiran mereka, dan menunjukkan ridha dengannya. Meskipun pada kenyataannya seseorang tidak ridha dengan kekafiran, namun tetap tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk meridhai syi’ar atau perayaan mereka, atau mengajak yang lain untuk memberi selamat kepada mereka. Karena ALLAH Ta’ala tidak meridhai hal tersebut, sebagaimana ALLAH Ta’ala berfirman,

إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلاَ يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ

Artinya : “Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu.” [QS Az Zumar 39: 7].

Dan dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا

Artinya : “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” [QS Al Maaidah: 3]

Maka memberi selamat kepada mereka dengan ini hukumnya haram, sama saja apakah terhadap mereka (orang-orang kafir) yang terlibat bisnis dengan seseorang (muslim) atau tidak.

Jadi jika mereka memberi selamat kepada kita dengan ucapan selamat hari raya mereka, kita dilarang menjawabnya, karena itu bukan hari raya kita, dan hari raya mereka tidaklah diridhai ALLAH, karena hal itu merupakan salah satu yang diada-adakan (bid’ah) di dalam agama mereka, atau hal itu ada syari’atnya tapi telah dihapuskan oleh agama Islam yang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, telah diutus dengannya untuk semua makhluk. ALLAH berfirman tentang Islam :

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Artinya : “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [QS Aali ‘Imran: 85]

Dan bagi seorang Muslim, memenuhi undangan mereka untuk menghadiri hari rayanya hukumnya haram. Karena hal ini lebih buruk daripada hanya sekedar memberi selamat kepada mereka, dimana didalamnya akan menyebabkan berpartisipasi dengan mereka.

Juga diharamkan bagi seorang Muslim untuk menyerupai atau meniru-niru orang kafir dalam perayaan mereka dengan mengadakan pesta, atau bertukar hadiah, atau membagi-bagikan permen atau makanan, atau libur dari bekerja, atau yang semisalnya. Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam,

من تشبه بقوم فهو منهم

Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia adalah bagian dari mereka”.

Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah berkata dalam bukunya, Iqtidha’ Shirathal Mustaqiim, “Menyerupai atau meniru-niru mereka dalam hari raya mereka menyebabkan kesenangan dalam hati mereka terhadap kebatilan yang ada pada mereka bisa jadi hal itu sangat menguntungkan mereka guna memanfaatkan kesempatan untuk menghina/merendahkan orang-orang yang berfikiran lemah”. –Akhir dari perkataan Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah.

——————————————————

Kutipan dari Sahab.net

(Diterjemahkan dari artikel syaikh Muhammad Ibn Sholih al Utsaimin dalam Majmu’ Fatawa Fadlilah asy Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin, III/44-46 No.403, oleh al Ustadz Abu Hamzah Yusuf, Bandung tgl 24 Desember 2004)

Sumber: http://www.salafy.or.id

*****

.

MUFTI MESIR : WISH MERRY CHRISTMAS

. .

Sungguh amat menyedihkan sekali, dalam rangka untuk mempromosikan dialog antarkeyakinan dan mengilangkan gap antara Kristen – Islam serta menghilangkan stigma Islam ekstrem, 138 tokoh Islam menandatangani surat terbuka ucapan natal dan tahun baru kepada clergy (para pendeta) Kristen, termasuk kepada Pope (Paus) Benedict XVI. Di dalam surat tersebut, para tokoh Islam mengucapkan selamat natal dan tahun baru dalam rangka untuk melakukan dialog antarkeyakinan, surat tersebut juga berisi ucapan terima kasih kepada para penguasa Kristen atas respon positif mereka terhadap surat mereka sebelumnya.

Prof. Aref Ali Nayed, salah satu penandatangan surat tersebut mengatakan :

This is the first time a large group of Muslim scholars from across the schools greet their Christian neighbors,”

“Ini pertama kalinya sejumlah besar kelompok ulama muslim dari berbagai madzhab mengucapkan selamat kepada tetangga Kristen mereka.”

Nayed bahkan juga mengatakan bahwa kaum muslimin selalu mengucapkan natal kepada kaum Kristian sepanjang sejarah.

Ironinya, diantara tokoh Islam yang menandatangani surat ini adalah mufti Mesir, Syaikh Ali Jum’ah dan Mufti al-Quds (Palestina), Syaikh Ikrimah Shabri. Termasuk juga da’i kondang. ‘Amru Khalid yang bukunya bertebaran di tanah air ini. Tidak kalah juga, sufi Amerika Hamzah Yusuf turut ikut serta di dalam menandatangani surat selamat ini. (Lihat sini)

Tentang Mufti Mesir, Syaikh ‘Ali Jum’ah, sebenarnya ini bukan hal yang mengherankan, karena beliau sendiri memperbolehkan seseorang pindah agama (alias murtad) dalam salah satu fatwanya, yang mana fatwa beliau ini dibantah oleh Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkholi. (Lihat Radd ‘ala Fatwa Mufti Mishri ‘Ali Jum’ah Haula Hurriyati Riddah)

DR. Yusuf al-Qordhowi sendiri termasuk jajaran tokoh Islam yang memperbolehkan mengucapkan selamat natal. Beliau berkata :

Maka kami sebagai pemeluk Islam, agama kami tidak melarang kami untuk untuk memberikan tahni’ah kepada non muslim warga negara kami atau tetangga kami dalam hari besar agama mereka. Bahkan perbuatan ini termasuk ke dalam kategori al-Birr (perbuatan yang baik). Sebagaimana firman Allah SWT:

لا ينهاكم الله عن الذين لم يقاتلوكم في الدين ولم يخرجوكم من دياركم أن تبروهم وتقسطوا إليهم إن الله يحب المقسطين

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS. Al-Mumtahanah: 8)

Kebolehan memberikan tahni’ah ini terutama bila pemeluk agama lain itu juga telah memberikan tahni’ah kepada kami dalam perayaan hari raya kami.

وإذا حييتم بتحية فحيوا بأحسن منها أو ردوها

Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.(QS. An-Nisa’: 86) [Lihat Jawaban Ustadz Ahmad Sarwat]

Termasuk juga yang memperbolehkan adalah DR. Muhammad Musthofa Zarqo’.

Di tanah air, barisan yang memperbolehkan hal ini adalah JIL dan semua bentuk sekutu pemikirannya. Termasuk pula DR. Quraisy Syihab.

Mengucapkan Selamat Natal Itu Haram

Pendapat yang terkuat dalam masalah ini, dan termasuk aqidah al-Wala` wal Baro’ (Loyalitas dan Disloyalitas) adalah, haram hukumnya mengucapkan selamat natal kepada kaum Kristiani. Karena tahni’ah atau ucapan selamat merupakan bentuk ta’zhim dan penghormatan terhadap syiar paganis kaum Kristiani. Al-Imam Ibnul Qoyyim al-Jauziyah dalam Ahkâm Ahl adz-Dzimmah :

“Adapun mengucapkan selamat berkenaan dengan syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi mereka adalah HARAM menurut IJMA’ (kesepakatan) para ulama, seperti mengucapkan selamat terhadap Hari-Hari besar mereka dan puasa mereka, sembari mengucapkan, ‘Semoga hari raya anda diberkahi’ atau anda yang diberikan ucapan selamat berkenaan dengan perayaan hari besarnya itu dan semisalnya.

Perbuatan ini, kalaupun orang yang mengucapkannya dapat lolos dari kekufuran, maka dia tidak akan lolos dari melakukan hal-hal yang diharamkan. Ucapan semacam ini setara dengan ucapannya terhadap perbuatan sujud terhadap SALIB bahkan lebih besar dari itu dosanya di sisi Allah. Dan amat dimurka lagi bila memberikan selamat atas minum-minum khamar, membunuh jiwa, melakukan perzinaan dan sebagainya. Banyak sekali orang yang tidak sedikitpun tersisa kadar keimanannya, yang terjatuh ke dalam hal itu sementara dia tidak sadar betapa buruk perbuatannya tersebut. Jadi, barangsiapa yang mengucapkan selamat kepada seorang hamba karena melakukan suatu maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka berarti dia telah menghadapi Kemurkaan Allah dan Kemarahan-Nya.”

Pendapat di atas dinukil oleh Faqihuz Zaman Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam Majmû’ Fatâwa Fadlîlah asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn ( Jilid.III, hal. 44-46, No.403). Beliau juga berpegang dengan haramnya mengucapkan selamat hari natal. [Lihat sini]

Komisi Tetap untuk Penelitian Ilmiyah dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi (Lajnah Daimah Lil Buhuts al-Ilmiyyah wal Ifta`) yang diketuai oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh menyatakan dengan tegas :

Dilarang bagi umat Islam untuk mengucapkan selamat atas hari raya orang kafir, karena ini menunjukkan sikap rela terhadapnya di samping memberikan rasa gembira di hati mereka.”

Dari Eropa, anggota Dewan Penelitian dan Fatwa Eropa (Al-Majelis Al-Urubi li Al-Buhuts wa Al-Ifta`), Dr. Muhammad Fuad Al-Barrazy, dengan tegas berkata :

”Saya tidak membolehkan untuk memberikan ucapan selamat hari raya kepada mereka (pemeluk agama lain), juga tidak membenarkan untuk saling bertukar hadiah dalam kaitan itu”.

Natal Adalah Warisan Paganis

Tidak ada seorang ilmuwan Bibel dan Kristiani yang berbeda pendapat, bahwa Natal tidak pernah dituntunkan oleh Yesus ‘alaihis Salam sendiri maupun para apostlessini) (murid-murid beliau). Bahkan, tanggal 25 Desember sendiri bukanlah kelahiran Yesus, namun merupakan adopsi klenik paganisme dari kelahiran dewa Matahari (Sun-God). Lebih jauh silakan lihat

Kemenangan ajaran paganisme ke dalam ajaran Kristen merupakan suatu hal yang wajib diingkari oleh orang-orang yang beriman dan berakal sehat. Mengucapkan selamat (tahni’ah) natal dan segala bentuk perayaan mereka, merupakan suatu simbol pengakuan keabsahan paganisme Kristiani dan penyelewengan mereka. Cukup syiar kita kepada mereka adalah Lakum Diinukum wa Liya ad-Diin (Untukmu agamamu dan untukku agamaku).

Islam mengimani Isa (dalam lafazh Inggris : Yesus) ‘alaihis Salam dengan pemuliaan yang besar. Islam menyatakan siapa saja dari umat Islam yang tidak mengimani Isa atau merendahkan kedudukannya maka ia kafir murtad dari Islam. Islam tidak mengagungkan Isa melebihi kedudukannya dan memberikan sifat divinitas (ketuhanan) kepadanya atau menganggapnya anak tuhan atau mengklaim beliau adalah satu pribadi dari 3 oknum tuhan (trinitas) sebagaimana klaim Kristen, dan Islam juga tidak merendahkan Isa sebagaimana Yahudi, bangsa kera dan babi menuruh Isa sebagai anak zina.

Janganlah kita takut diberi stigma ekstremis, fundamentalis, puritan, militan atau teroris dan semisalnya. Karena, stigma seperti itu tidak akan memberikan madharat apapun terhadap Islam, terutama ahlus sunnah. Tetap tegakkan dakwah, dengan hikmah, yaitu berikan kelembutan pada waktunya dan sikap tegas pada tempatnya. Kita tidak pernah menjual loyalitas dan disloyalitas kita hanya untuk mendapatkan ridha kaum kuffar, atau supaya tidak disematkan stigma-stigma menyesatkan tersebut.

Cukup syi'ar kita kepada mereka adalah lakum diinukum wa liya ad-diin

Sumber : abuhasna.wordpress.com

****

Lihat Juga :

.

Subhanakallohumma wa bihamdihi,

Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika

Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !