Bismillahirrohmanirrohim
Walhamdulillah, wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillah Shollallohu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam
Wa ba'du
…..
Amalan di Hari Tasyrik. .
.
Oleh:
Ust. Ammi Nur Baits
Pengertian Hari Tasyrik
Istilah tasyrik diambil
dari kata [شرقت الشمش] yang artinya matahari terbit. Menjemur sesuatu, dalam bahasa
Arab dinyatakan: [شَرَّقَ الشَيْءَ لِلشَّمْشِ].
Hari tasyrik
adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Ada juga yang menyatakan, bahwa hari tasyrik
meliputi empat hari, hari Idul Adha dan 3 hari setelahnya.
Abu Ubaid
mengatakan: Ada dua
pendapat ulama tentang alasan penamaan hari-hari tersebut dengan hari tasyrik:
Pertama, dinamakan hari tasyrik karena kaum muslimin pada hari
itu menjemur daging kurban untuk dibuat dendeng.
Kedua, karena kegiatan
berqurban, tidak dilakukan, kecuali setelah terbit matahari. (Lisanul Arab,
10:173).
Keutamaan Hari Tasyrik
Allah
berfirman,
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ
“Ingatlah
Allah di hari-hari yang terbilang.” (QS. Al-Baqarah: 203).
Yang
dimaksud dengan “hari-hari yang terbilang” adalah tiga hari setelah Idul Adha,
yaitu hari tasyrik. Ini merupakan pendapat Ibnu Umar dan mayoritas
ulama. Sementara Ibnu Abbas dan Atha berpendapat bahwa “hari-hari yang
terbilang” jumlahnya empat hari; Idul Adha dan 3 hari setelahnya. (Lathaiful
Ma’arif, Hal. 314).
Allah Ta’ala
mengistimewakan hari tasyrik, dengan Allah jadikan hari ini sebagai
waktu istimewa untuk berdzikir. Sehingga Allah perintahkan kaum muslimin untuk
memperbanyak dzikir di hari ini.
Dalam hadis
dari Abdullah bin Qurth radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
أَعْظَمُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمُ النَّحْرِ،
ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ
“Hari
yang paling agung di sisi Allah adalah hari qurban (Idul Adha) kemudian hari
al-qarr.” (HR. Abu Daud 1765, Ibnu Khuzaimah 2866, dan dishahihkan
al-Albani.
Al-A’dzami mengatakan dalam Ta’liq Shahih Ibn Khuzaimah:
Sanadnya Sahih).
Yang
dimaksud hari ‘al-qarr’ adalah tanggal 11 Dzulhijjah. Ini berdasarkan
keterangan Ibnu Khuzaimah, bahwa Abu Bakar mengatakan:
يَوْمَ الْقَرِّ يَعْنِي يَوْمَ الثَّانِي مِنْ يَوْمِ
النَّحْرِ
“Hari
‘al-qarr’ adalah hari kedua setelah hari qurban”
Di hari Tasyrik, Dilarang Puasa
Di hari tasyrik,
kita dilarang untuk berpuasa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebutnya sebagai hari makan dan minum, serta banyak berdzikir kepada Allah.
Dari Nubaisyah al-Hudzali radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
وَذِكْرٍ لِلَّهِ
“Hari
Tasyrik adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah.” (HR. Muslim,
Ahmad, Abu Daud, Nasa’i).
Ibnu Rajab
mengatakan:
و إنما نهى عن صيام أيام التشريق لأنها أعياد للمسلمين
مع يوم النحر فلا تصام بمنى و لا غيرها عند جمهور العلماء، خلافا لعطاء في قوله :
إن النهي يختص بأهل منى
“Kita
dilarang berpuasa pada hari tasyrik karena hari tasyrik adalah
hari raya kaum muslimin, disamping hari raya qurban. Karena itu, tidak boleh
puasa di Mina maupun di daerah lainnya, menurut mayoritas ulama. Tidak
sebagaimana pendapat Atha' yang mengatakan, sesungguhnya larangan puasa
di hari tasyrik, khusus bagi orang yang tinggal di Mina.” (Lathaiful
Ma’arif, hlm. 509).
Selanjutnya
Ibnu Rajab menjelaskan rahasia di balik larangan puasa di hari tasyrik,
Ketika
orang-orang yang bertamu ke Baitullah telah mengalami keletihan karena
perjalanan berat yang mereka lalui, di samping kelelahan setelah ihram dan
melaksanakan manasik haji dan umrah, Allah mensyariatkan kepada mereka untuk
beristirahat dengan tinggal di Mina pada hari qurban dan 3 hari setelahnya.
Allah perintahkan mereka untuk makan daging sembelihan mereka. Di saat itulah,
mereka mendapatkan jamuan dari Allah, karena kasih sayang Allah kepada mereka.
Sementara
itu, kaum muslimin di belahan negeri yang lain, turut menyemarakkan ibadah
seperti yang dilakukan jamaah haji.
Kaum muslimin memperbanyak amalan
ibadah selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Mereka juga disyariatkan untuk
memperbanyak dzikir, bersungguh-sungguh dalam ibadah, dan bersama-sama berusaha
menggapai ampunan Allah, dengan menyembelih hewan qurban. Setelah itu, mereka
bersama-sama merayakan Idul Adha dan hari tasyrik. Setelah mereka lelah
dengan memperbanyak ibadah, selanjutnya mereka beristirahat, menikmati hidangan
daging qurban di hari tasyrik.
Allah
syariatkan kaum muslimin untuk menjadikan hari ini sebagai hari makan-makan dan
minum, agar mereka bisa membantu mereka untuk semakin giat dalam berdzikir
mengingat Allah dan melakukan ketaatan kepada-Nya. Dan itu merupakan bentuk
syukur nikmat yang paling sempurna. Dimana, nikmat yang kita terima, menjadi
sarana untuk membantu agar semakin giat melakukan ibadah.
Amalan di Hari Tasyrik
Mengingat
keistimewaan hari tasyrik, sebagai orang yang beriman, hendaknya kita
maksimalkan upaya untuk mendapatkan limpahan rahmat dan pahala dari Allah di
hari itu. Berusaha untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Memperbanyak
amal soleh dan berbagai bentuk ibadah kepada Allah. Hanya saja, ada beberapa
amal yang disyariatkan untuk dilakukan di hari tasyrik:
Pertama, anjuran memperbanyak berdzikir
Allah
berfirman,
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ
“Ingatlah
Allah di hari-hari yang terbilang.” (QS. Al-Baqarah: 203). Yaitu di hari tasyrik.
Dari
Nubaisyah al-Hudzali radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
وَذِكْرٍ لِلَّهِ
“Hari
Tasyrik adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah.” (HR. Muslim,
Ahmad, Abu Daud, Nasa’i).
Menyemarakkan
dzikir pada hari tasyrik, bisa dilakukan dalam beberapa bentuk,
diantaranya (Lathaiful Ma’arif, 504 – 505):
Melakukan
Takbiran setiap selesai shalat wajib. Ini sebagaimana yang dilakukan para
sahabat. Sebagaimana praktek Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, bahwa
beliau dulu bertakbir setelah shalat
shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah dzuhur pada tanggal 13
Dzulhijjah. (Ibn Abi Syaibah dan al-Baihaqi dan sanadnya dishahihkan al-Albani)
Demikian
juga dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau bertakbir
setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai
ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Beliau juga bertakbir setelah ashar. (HR. Ibn Abi
Syaibah dan al-Baihaqi. Al-Albani mengatakan: “Shahih dari Ali”).
Mengingat
Allah dan berdzikir ketika menyembelih. Karena penyembelihan qurban, bisa dilaksanakan sampai hari tasyrik
berakhir.
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ أَيَّامِ التَّشْرِيقِ ذَبْحٌ
“Di
setiap hari tasyrik, boleh menyembelih.” (HR. Ahmad, ibn Hibban,
Ad-Daruquthni, dan yang lainnya).
Mengingat
Allah dengan membaca basmalah sebelum makan dan hamdalah setelah makan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الله عزَّ وجل يرضى عن العبد أن يأكل الأكلة فيحمده
عليها ، ويشرب الشَّربة فيحمده عليها
“Sesungguhnya
Allah ridha terhadap hamba yang makan sesuap makanan kemudian memuji Allah, atau minum seteguk
air dan memuji Allah karenanya.” (HR. Muslim 2734)
Mengingat
Allah dengan melantunkan takbir ketika melempar jumrah di hari tasyrik.
Yang hanya dilakukan jamaah haji.
Mengingat
Allah dengan memperbanyak takbiran secara mutlak, di manapun dan kapanpun.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Umar radhiyallahu ‘anhu. Beliau
melakukan takbiran di kemahnya di Mina, kemudian diikuti oleh banyak orang,
sehingga Mina bergetar karena gema takbir. (HR. Bukhari sebelum hadis no.970)
Kedua, memperbanyak berdoa kepada Allah
Sebagian
ulama menganjurkan untuk memperbanyak berdoa di hari ini.
Ikrimah
(murid Ibn Abbas) mengatakan:
كان يستحب أن يقال في أيام التشريق : رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Doa berikut
dianjurkan untuk dibaca pada hari tasyrik: RABBANAA
AATINAA FID-DUN-YAA HASANAH WA FIL AA-KHIRATI HASANAH, WA QINAA
ADZAABAN-NAAR. (Lathaiful Ma’arif, Hal. 505).
Doa ini kita
kenal dengan doa sapu jagad. Dan memang demikian, doa ini dianggap sebagai doa
yang isinya mengumpulkan semua bentuk kebaikan dan menolak semua bentuk
keburukan. Karena itulah, doa ini menjadi pilihan yang sangat sering
dilantunkan oleh manusia terbaik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Anas bin
Malik mengatakan:
كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ
حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Doa yang
paling banyak dilantunkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
RABBANAA AATINAA FID-DUN-YAA HASANAH dst.. (HR. Bukhari 6389
dan Muslim 2690).
Disamping
itu, doa merupakan bentuk mengingat Allah yang sangat agung. Berisi pujian dan
harapan manusia kepada Tuhannya. Sehingga, hari ini menjadi hari yang istimewa
untuk memperbanyak doa.
Ziyad
Al-Jasshas meriwayatkan dari Abu Kinanah al-Qurasyi, bahwa beliau mendengar Abu
Musa al-Asy’ari berceramah dalam khutbahnya ketika Idul Adha:
بعد يوم النحر ثلاثة أيام التي ذكر الله الأيام
المعدودات لا يرد فيهن الدعاء فارفعوا رغبتكم إلى الله عز و جل
Setelah hari
raya qurban ada tiga hari, dimana Allah menyebutnya sebagai
al-Ayyam al-Ma’dudat (hari-hari yang terbilang), doa
pada hari-hari ini, tidak akan ditolak. Karena itu, perbesarlah harapan kalian.
(Lathaiful Ma’arif, Hal. 506).
Demikian,
semoga Allah memudahkan kita untuk senantiasa istiqamah dalam menggapai
ampunan-Nya.
Takbiran Dulu atau Dzikir Dulu ?? .
.
Dijawab Oleh:
Ust. Ammi Nur Baits
Assalamualaikum.
Pada hari tasyrik 11,12,13 ketika selesai shalat berjamaah, mana lebih utama takbiran atau dzikir sesudah shalat dan bagaimana yang lebih afdhalnya?
Terimakasih atas penjelasan ustadz.
Rohaniah Islam (XXXXXXXXXXXX@gmail.com)
Wa alaikumus salam
Keterangan Syaikh Khalid Al-Musyaiqih,
Kapan mulai takbir setelah shalat? Apakah langsung bertakbir persis setelah salam ataukah setelah Dzikir?
Jawab: Kami katakan, sebaiknya bertakbir setelah istighfar dan membaca,
Hendaknya dia istighfar 3 kali kemudian membaca; dzikir di atas (Allahumma antas salam…. dst.), setelah itu mulai bertakbir. Dia bisa bertakbir dengan jumlah bebas, kemudian kembali berdzikir lagi.
Sumber: http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=264613
Pada hari tasyrik 11,12,13 ketika selesai shalat berjamaah, mana lebih utama takbiran atau dzikir sesudah shalat dan bagaimana yang lebih afdhalnya?
Terimakasih atas penjelasan ustadz.
Rohaniah Islam (XXXXXXXXXXXX@gmail.com)
Jawaban:
Keterangan Syaikh Khalid Al-Musyaiqih,
ومتى يكبر ؟ هل يكبر بعد السلام مباشرة أو
عقب الذكر ؟
نقول يكبر بعد الاستغفار وقول اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام ، فيستغفر الله ثلاثاً ثم يقول اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام ثم يشرع في التكبير ، يكبر ما شاء الله عز وجل ثم بعد ذلك يعود لأذكاره
نقول يكبر بعد الاستغفار وقول اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام ، فيستغفر الله ثلاثاً ثم يقول اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا ذا الجلال والإكرام ثم يشرع في التكبير ، يكبر ما شاء الله عز وجل ثم بعد ذلك يعود لأذكاره
Kapan mulai takbir setelah shalat? Apakah langsung bertakbir persis setelah salam ataukah setelah Dzikir?
Jawab: Kami katakan, sebaiknya bertakbir setelah istighfar dan membaca,
اللهم أنت السلام ومنك السلام تباركت يا
ذا الجلال والإكرام
Hendaknya dia istighfar 3 kali kemudian membaca; dzikir di atas (Allahumma antas salam…. dst.), setelah itu mulai bertakbir. Dia bisa bertakbir dengan jumlah bebas, kemudian kembali berdzikir lagi.
Sumber: http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=264613
.
*****
Sumber: konsultasisyariah.comSubhanakallohumma wa bihamdihi,
Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika
Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !