Mau'idhoh

Dari 'Abdulloh bin 'Abbas rodliyallohu 'anhumaa, bahwasanya Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa sallam bersabda,

"Jagalah Alloh, Alloh akan menjagamu. Jagalah Alloh, engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu.

Jika engkau meminta, memintalah kepada Alloh. Dan jika engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Alloh.

Ketahuilah, jika seluruh umat bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan bagimu. Dan jika seluruh umat bersatu untuk memberikan mudhorot kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan atasmu. Pena telah diangkat dan catatan telah kerin
g."

(HR. Tirmidzi, dia berkata "Hadits hasan shohih")

22 Juli 2012

FILE 271 : Sekali Lagi, Bermaaf-maafan Menjelang Ramadhan

Bismillahirrohmanirrohim
Walhamdulillah, wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillah Shollallohu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam
Wa ba'du
…..


Bermaaf-Maafan Menjelang Ramadhan (Lagi..)


Mengulang topik yang sudah pernah saya arsipkan sebanyak dua kali (tahun 2010 dan 2011), kali ini saya dengan segala keterbatasan ilmu yang ada ingin sedikit menyinggung masalah 'tradisi' bermaafan menjelang masuknya bulan suci Ramadhan.

Sebenarnya pada awalnya saya tidak ingin mengulas topik ini lagi, karena sudah cukup jelas ke-inovasi-annya dari sisi agama. Saya masih ingat ketika masih kecil dulu, tradisi maaf-maafan ini hanya saya kenal ketika lebaran saja (dan akhirnya saya pun tahu kalau tradisi ini kurang pas juga). Baru sekitar tahun 2008, sewaktu masih bekerja di Jakarta, saya agak heran ketika pada hari terakhir masuk kantor sebelum ramadhan, rekan-rekan kantor saling bermaaf-maafan lewat ucapan sebelum pulang kantor.

Saya tertarik untuk membahas topik ini, setelah ustadz yang mengisi ceramah ba'da Dhuhur di kantor dan rekan di sebuah milis menyinggung topik serupa. Bahkan rekan yang aktif di milis berusaha 'melegalkan' tradisi bermaaf-maafan ini dengan menyampaikan berbagai dalil umum tentang memaafkan yang kemudian dikait-kaitkan dengan hadits tentang kecelakaan bagi orang yang keluar dari Ramadhan namun dosanya tidak diampuni.

Saya ingin menyampaikan beberapa hal dalam bentuk poin-poin berikut:
  1. Saling bermaafan (meminta maaf dan memaafkan) adalah suatu mu'amalah dunia yang sangat dianjurkan dalam Islam, dengan berbagai dalil yang sudah ma'ruf (dikenal)
  2. Perbuatan tersebut (saling bermaafan) dapat berubah menjadi ibadah [1] ketika kita meniatkan dengannya untuk memperoleh pahala atau menghapus dosa (Ibadah Ghairu Mah-dhah), di sinilah titik kritis tradisi bermaafan sebelum Ramadhan atau ketika lebaran
  3. Ketika saling bermaafan tersebut sudah diniatkan ibadah, maka pada dasarnya tidak terikat dengan tata cara atau waktu tertentu (mutlak/bebas/lepas)
  4. Ketika kita menentukan (muqayyad/mengikat) saling bermaafan tersebut dengan tata cara khusus (misalnya harus bertemu langsung) atau waktu khusus (misalnya sebelum Ramadhan atau ketika lebaran) maka memerlukan suatu dalil khusus yang shahih, bila tidak maka dapat terjatuh ke dalam bid'ah [2] (inovasi dalam hal agama)
Terkait poin terakhir, rekan milis tersebut berusaha menoleransi tradisi saling memaafkan sebelum Ramadhan tersebut dengan membawa hadits shahih tentang kecelakaan bagi orang yang keluar Ramadhan namun dosanya tidak terampuni dengan menjadikan saling bermaafan sebelum Ramadhan tersebut sebagai sarana agar dosa kita (terhadap sesama manusia) dapat diampuni. Sebenarnya, penafsiran seperti itu juga bisa dijadikan pembenaran terhadap tradisi bermaafan ketika lebaran.

Penafsiran seperti itu, baru sekali ini saya baca. Dan yang saya tangkap dari pembahasan rekan milis tersebut, terkesan ada semacam usaha untuk mengesankan bahwa perbuatannya dalam menafsirkan hadits tersebut (yakni hadits tentang kecelakaan bagi orang yang keluar Ramadhan namun dosanya tidak terampuni dan hadits tentang keutamaan saling memaafkan) adalah usaha untuk lebih membuka wawasan keilmuan dan memberikan toleransi terhadap umat Islam yang berbeda pendapat. 

Saya pribadi bersikap sederhana saja: kenapa hal seperti ini (saling memaafkan sebelum Ramadhan) baru marak sekitar lima tahun belakangan? Kenapa orang tua saya ketika saya masih kecil dulu tidak mengajarkan hal tersebut, selain bermaafan ketika lebaran ?

Seperti zakat profesi, mengikat dalil umum dengan tata cara/waktu tertentu merupakan salah satu jalan terbukanya berbagai kebid'ahan. Bila kita perhatikan, semua bid'ah (baik keyakinan maupun amalan) bermula dari pengkhususan suatu dalil umum secara sengaja dengan tanpa dasar yang shahih dari Al Qur'an maupun As Sunnah.

Sebagaimana masalah mu'amalah dunia lainnya, seperti bekerja. Ketika kita meniatkan bekerja kita sebagai ibadah, maka jadilah dia bernilai pahala di sisi Allah (Ibadah Ghairu Mah-dhah). Namun ketika kita dengan sengaja meniatkan pekerjaan bengkel saja sebagai ibadah, atau ketika bekerja antara Senin sampai Jum'at saja sebagai ibadah, maka ini memerlukan dalil khusus. Jika tidak ada dalil yang shahih, dan kita meniatkannya dengan sengaja, maka dikhawatirkan dapat terjerumus ke dalam bid'ah tanpa kita sadari.

Begitu juga dengan bermaafan sebelum ramadhan. Ketika kita berbuat salah dan langsung meminta maaf kepada yang kita dzalimi, meskipun waktunya bertepatan sebelum Ramadhan, maka tidak masalah (karena kita tidak meniatkan dengan sengaja untuk meminta maaf sebelum Ramadhan). Namun kalau ketika kita berbuat salah kepada orang lain, kemudian dengan sengaja menunda-nunda meminta maaf sampai sebelum Ramadhan atau ketika lebaran karena mengharapkan keutamaan tertentu, maka ini memerlukan dalil khusus, karena sudah membawa tradisi ke dalam ranah ibadah (mengharap pahala dan dihapusnya dosa).

Saya jadi berpikir-pikir, orang Indonesia umumnya sangat pintar berinovasi dalam urusan agama. Kapan ya, inovasi ini dialihkan dalam urusan dunia (teknologi dan semisalnya), daripada inovasi dalam urusan agama (bid'ah) ???

Semoga yang sedikit ini bermanfaat.

Semoga Allah mengampuni penulis, kedua orang tua penulis, dan semua kaum muslimin secara umum ...

------------------
Footnote:
[1] Pengertian ibadah yang cukup bagus yaitu: Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir maupun bathin. Jadi, ibadah mencakup seluruh tingkah laku seorang mukmin jika perbuatan itu diniatkan sebagai qurbah (pendekatan diri kepada Allah ) atau apa-apa yang membantu qurbah itu. Bahkan adat kebiasaan yang dibolehkan secara syari’at (mubah) dapat bernilai ibadah jika diniatkan sebagai bekal untuk taat kepada-Nya (dinukil dari situs almadinah.or.id)
[2] Pengertian bid'ah yang sering disampaikan dalam berbagai pembahasan tentang bid'ah adalah
عِبَارَةٌ عَنْ طَرِيْقَةٍ فِي الدِّيْنِ مُخْتَرَعَةٍ تُضَاهِي الشَّرْعِيَّةَ يُقْصَدُ بِالسُّلُوْكِ عَلَيْهَا المُبَالَغَةُ فِي التَّعَبُدِ للهِ سُبْحَانَهُ
Suatu istilah untuk suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen) yang menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.
Definisi di atas adalah untuk definisi bid'ah yang khusus ibadah (Ibadah Mah-dhah).
Adapun yang memasukkan adat (tradisi) dalam makna bid’ah (Ibadah Ghairu Mah-dhah), mereka mendefinisikan bahwa bid’ah adalah
طَرِيْقَةٌ فِي الدِّيْنِ مُخْتَرَعَةٍ تُضَاهِي الشَّرْعِيَّةَ يُقْصَدُ بِالسُّلُوْكِ عَلَيْهَا مَا يُقْصَدُ بِالطَّرِيْقَةِ الشَّرْعِيَّةِ
Suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen) dan menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika melakukan (adat tersebut) adalah sebagaimana niat ketika menjalani syari’at (yaitu untuk mendekatkan diri pada Allah). (Al I’tishom, 1/26, Asy Syamilah). Dinukil dari situs muslim.or.id


Subhanakallohumma wa bihamdihi,
Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika
Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !