Bismillahirrohmanirrohim
Walhamdulillah, wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillah Shollallohu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam
Wa ba'du
…..
Inilah Cinta dan Kesetiaan !!
Disusun Oleh:
Ummu Raihanah
Dimuraja'ah Oleh:
Ust. Kholid Syamhudi & Ust. Muhammad Elvi Syam
Pada dirinya yang mulia terdapat sumber teladan bagi setiap manusia yang berusaha menggapai ridha-Nya. Terpesona pada kehidupannya yang tak akan pernah habis dan puas di reguk oleh hamba-hambaNya yang merindukan surga-Nya. Sampai masalah kehidupan pribadinya pun begitu indah mempesona. Ia memberi teladan bagi para suami tentang arti cinta dan kesetiaan pada pasangannya yang sesungguhnya. Cinta itu tak kan pernah lekang oleh ruang dan waktu yang dilewati manusia. Walau sang belahan jiwa tercinta telah ke haribaan-Nya. Tapi cinta itu tetap membara di dalam dadanya yang suci dan mulia. Bila ia teringat pada sang kekasihnya tercinta yang telah tiada, bibirnya yang mulia tak kan jemu senantiasa menyebut namanya, memujinya dan memintakan ampunan untuknya. Adakah para suami istri berhasrat untuk meneladani cinta dan kesetiaannya?
Duhai, para suami,…junjunganmu memberikan contoh yang sangat istimewa dan mulia. Tentang kisah cinta dan kesetiaannya yang telah disaksikan oleh istri-istrinya yang lain dan para sahabatnya yang mulia. Generasi seterusnya dan para ulamapun membukukannya dalam tulisan mereka. Sehingga kisah ini bukanlah dongengan ataupun khayalan semata. Akan tetapi ia nyata adanya dan bagi orang yang ingin menirunya tentu pahala menantinya. Tidakkah hatimu tergerak untuk mewujudkannya?
Rasulmu tercinta yang amat sangat mencintai umatnya adalah sangat menghargai jasa istrinya. Bukti penghargaan beliau ini diwujudkan dengan tidak menikahnya beliau dengan wanita lain ketika Khadijah radiyallahu anha masih hidup mendampinginya. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari jalan Az-Zuhri dari Urwah radiyallahu anhu bahwa Aisyah radiyallahu anha berkata:
“Nabi Shalallahu alaihi wa sallam tidak menikahi wanita lain sampai Khadijah wafat”1
Hal ini tidak diperselisihkan di kalangan ahli ilmu dan sejarawan yang menunjukkan betapa agungnya kedudukan Khadijah radiyallahu anha dalam hati beliau, tidakkah engkau memikirkannya?
Wahai para istri,…mengapa sangat agung kedudukan Khadijah radiyallahu anha dalam hati beliau shalallahu alaihi wa sallam?
Karena ia telah memberikan pengorbanan dan jasa yang sangat besar dalam kehidupan suaminya tercinta. Ia tak kenal lelah dan letih begitu setia mendampingi Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dalam berdakwah mengenalkan Islam pada masyarakat Quraisy waktu itu, sehingga sang suami mendapat berbagai cobaan, ujian dan kesulitan dalam hidupnya. Ia korbankan harta bendanya untuk sang suami tercinta di jalan dakwahnya, memberikan dukungan, ketenangan dan kasih sayang yang melimpah ruah dalam rumah tangganya. Mendidik anak-anak beliau sehingga menjadi penyejuk mata bagi keduanya.
Inilah sosok istri teladan yang patut bagi setiap muslimah untuk mencontohnya dan mempersembahkannya untuk suami tercinta sehingga rumah tangga setiap muslim menjadi kokoh dan kuat bangunannya. Wajarlah bila Allah Azza wa jalla memberikan kabar gembira atas jasa-jasa beliau ini berupa istana di surga. Dari Abu Hurairah radiyallahu anhu bahwa suatu ketika malaikat Jibril mendatangi Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dia berkata :
”Wahai Rasulullah, itu Khadijah telah datang membawa makanan atau minuman. Kalau sudah tiba, sampaikan salam kepadanya dari Allah dan dariku, dan berilah kabar gembira bahwa telah di sediakan untuknya sebuah istana di surga yang terbuat dari intan permata dan di istana tersebut tidak ada keributan maupun keletihan”2
Selain itu atas jasa besar Khadijah radiyallahu anha yang sangat tulus dalam memperjuangkan Islam akhirnya beliau pun berhak menyandang gelar sebagai wanita yang terbaik pada umat ini. Dari Ali bin Abu Thalib Radiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shalalahu alaihi wa sallam bersabda:
“Wanita mereka yang terbaik adalah Maryam (yakni kepada umat yang didalamnya terdapat Maryam) dan wanita umat ini yang terbaik adalah Khadijah“3
Bukankah Allah sangat cepat hisabnya wahai saudariku,…Tidaklah Dia membalas kebaikan melainkan dengan kebaikan bahkan yang berlipat ganda, dan tidakkah kita ingin meraihnya?
Untuk para suami yang berusaha membahagiakan sang istri tercinta,…walau Khadijah radiyallahu anha telah tiada, penghormatan beliau padanya tetap seperti di masa hidupnya. Beliau senantiasa memberikan hadiah pada kerabat dan kawan-kawan istrinya sebagai bukti nyata cinta beliau bukan hanya isapan jempol belaka. Sehingga perbuatan beliau ini membuat Aisyah radiyallahu anha sangat cemburu, Aisyah berkata :
“Aku tidak pernah cemburu kepada satupun diantara istri-istri Rasulullah shalallahu alaihi wassalam seperti cemburuku kepada Khadijah. Aku tidak melihatnya, akan tetapi Rasulullah sering menyebut namanya. Terkadang beliau menyembelih kambing, lalu memotong-motongnya, kemudian membagi-bagikannya kepada kawan-kawan Khadijah. Pernah aku berkata pada beliau, ‘Seolah-olah tidak ada perempuan lain di dunia ini selain Khadijah?” Beliau menjawab : “Dia dulu begini dan begitu. Dan darinya pula aku punya anak”4
Tentang perkataan Aisyah”…akan tetapi Rasulullah sering sekali menyebut namanya”, Ibnu Hajar berkata bahwa dalam riwayat Abdullah al-Bahiyy dari Aisyah sebagaimana di sebutkan dalam Kitab Ath-Thabrani “beliau menyebut nama Khadijah, tidak bosan-bosan memujinya dan beristighfar untuknya”5
Tentang perkataan Rasulullah Shalalahu alaihi wa sallam : “Dia dahulu begini dan begitu”, Ibnu Hajar berkata bahwa maksudnya dia adalah wanita mulia, cerdas dan sejenisnya.6
Dalam kitab Al-Musnad Imam Ahmad menyebutkan riwayat Masruq dari Aisyah bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Dia beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku, membantuku dengan hartanya ketika orang-orang tidak mau memberi bantuan, dan Allah Subhanahu wa ta’ala memberiku anak darinya ketika Dia tidak memberiku anak dari wanita lain”7.
Imam Nawawi berkata :“Hadits-hadits ini merupakan dalil kesetiaan, penjagaan cinta kasih, dan penghormatan kepada pasangan hidupnya baik semasa hidup maupun setelah mati, serta penghormatan kepada para kenalan teman hidup tersebut”8.
Jasa istrinya selalu beliau kenang sepanjang masa, sepanjang perjalanan hidupnya. Beliau begitu setia, santun, memiliki pergaulan yang baik dengan istrinya, menjaga kehormatan hidup istrinya baik di saat hidup maupun setelah tiada, serta memuliakan kerabat dan teman-temannya. Cintanya tak pernah lekang dimakan usia bahkan beliau tetap setia mencintainya, senantiasa menyebut namanya.
Betapa indahnya!
Aisyah berkata bahwa Haalah binti Khuwailid saudara perempuan Khadijah meminta izin bertemu Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. Saat itu beliau teringat akan cara minta izinnya Khadijah yaitu cara minta ijin Haalah yang mirip dengan Khadijah. Beliau pun terkenang dan terkejut dengan berkata “Ya Allah, itu Haalah!” Aisyah yang melihat sikap beliau ini menjadi sangat cemburu. Aku berkata pada beliau:”Untuk apa engkau mengingat-ingat perempuan tua yang sudah tanggal giginya (ompong) dan sudah lama mati, padahal Allah telah memberimu ganti yang lebih baik darinya”9Tidakkah engkau melihat kecemburuan Aisyah? Cemburu pada wanita yang telah tiada? Rasulullah tidak pernah melupakannya, melupakan gerak-gerik istrinya di masa hidupnya, semua terekam indah dalam ingatan beliau. Hingga Aisyah pun tak kuasa menahan kecemburuannya. Adakah yang mau merenungkannya?
Pada Rasulullah suri tauladan yang menawan, semoga dengan membaca kisah cinta dan kesetiaannya hatimu akan tertawan. Alangkah indah dan manisnya hidup dalam cinta dan kesetiaan. Sehingga tenanglah hati para istri mengarungi biduk rumah tangga yang penuh onak dan duri-duri kehidupan. Islamlah solusi kehidupan bagi para pasangan. Di dalamnya akan kita dapati jalan keluar yang kita butuhkan.
Wahai para suami,…apalagi yang engkau pikirkan? Jika manusia yang paling mulia di atas bumi ini telah mengajarkanmu arti cinta dan kesetiaan. Tidakkah ingin engkau persembahkan kepada pasangan hidupmu yang telah Allah halalkan? Dan tentu para istri pun akan menambah pengabdian dan ketaatan mereka padamu karena inilah yang mereka harapkan!
Wallahu ‘alam bish-shawwab.
Rujukan :
1.Fathul Baari Syarah Shahihul Bukhari jilid 7 Kitabul
Manaqib Al-Anshariy, Bab Tazwiijun Nabi Shalallahu alaihi wa sallam
Khadijata wa fadhliha radiyallahu anha, di tahqiq oleh Syaikh Abdullah
bin Baaz, Daarul Fikr, Lebanon.2.Ringkasan Shahih Muslim, Imam Al-Mundziri, Bab Keutamaan Khadijah Radiyallahu anha Ummul Mukminin, Istri Nabi Shalallahu alaihi wa sallam hal: 976-978, Pustaka Amani,Jakarta
Catatan kaki:
- Fathul Baari 7:517 [↩]
- HR. Bukhari no.3820 dan Muslim no.1671 [↩]
- HR.Bukhari no.3815, Fathul Baari 7/512 dan Muslim no.1670 [↩]
- HR. Bukhari no 3818 [↩]
- Fathul Baari 7:516 [↩]
- Fathul Baari 7:516 [↩]
- Fathul Baari 7:516 [↩]
- Fathul Baari 7:517 [↩]
- HR.Bukhari no.3821 Muslim no.1674 [↩]
******
Sumber: jilbab.or.id
Baca juga:
- Surat Terbuka untuk Istriku yang Kucinta
- Gayung pun Bersambut (Surat Terbuka dari Istri yang Dicinta)
Subhanakallohumma wa bihamdihi,
Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika
Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !