Mau'idhoh

Dari 'Abdulloh bin 'Abbas rodliyallohu 'anhumaa, bahwasanya Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa sallam bersabda,

"Jagalah Alloh, Alloh akan menjagamu. Jagalah Alloh, engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu.

Jika engkau meminta, memintalah kepada Alloh. Dan jika engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Alloh.

Ketahuilah, jika seluruh umat bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan bagimu. Dan jika seluruh umat bersatu untuk memberikan mudhorot kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan atasmu. Pena telah diangkat dan catatan telah kerin
g."

(HR. Tirmidzi, dia berkata "Hadits hasan shohih")

21 November 2009

FILE 138 : Mewaspadai Nasyid 'Islami' (?)

Bismillahirrohmanirrohim

Walhamdulillah, wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillah Shollallohu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam

Wa ba'du

……

Nasyid Islami,

Mengapa Harus Diwaspadai?

.

.

Pernahkah Anda mendengar istilah ‘nasyid Islami’?

tentu pernah bukan… jelas.

Namun pernahkah Anda mendengar orang yang mengatakan ‘Shalat Islami’, ‘Haji Islami’, ‘I’tikaf Islami’ dan semisalnya…?

tentu tidak bukan…

Mengapa?

Karena shalat, haji, i’tikaf dan semisalnya memang murni dari ajaran Islam, jadi tidak perlu pakai embel-embel Islami segala. Beda dengan nasyid yang bukan berasal dari Islam, jadi agar menarik harus diberi embel-embel Islam.

Inilah yang harus kita waspadai… jangan sampai kita tertipu oleh embel-embel yang indah tadi sebelum mengetahui hakikatnya. Banyak sekali dari ‘nasyid Islami’ tadi yang sebenarnya tidak Islami, bahkan tidak berbeda hukumnya dengan lagu dan musik yang diharamkan dalam Islam.

Dan parahnya, yang terjebak dalam hal ini bukanlah orang-orang awam saja, namun menjangkiti para ‘aktivis’ dakwah pula… karena mereka ingin mencari pelarian halal dari mendengarkan musyik dan lagu, maka akibat kurang hati-hati mereka terjerumus dalam kubangan nasyid-nasyid yang bermasalah tadi tanpa mereka sadari…

Kondisi semakin parah ketika seseorang jadi kecanduan mendengarkan nasyid, baik bahasa Indonesia maupun bahasa lainnya, termasuk bahasa Arab. Sedikit-sedikit ia menyetel nasyid untuk mengusir kepenatan, atau untuk menyemangati, atau untuk ini dan itu…

Akibatnya, banyak waktu yang terbuang sia-sia karena asyik mendengarkan nasyid… andai saja nasyid tersebut ia ganti dengan tilawah Al Qur’an yang indah, lalu ia resapi maknanya, niscaya ia akan mendapat pahala yang jauuuuh lebih besar dari sekedar mendengarkan nasyid –tapi jangan difahami bahwa mendengarkan nasyid ada pahalanya lho, perbandingan ini tidak berarti demikian–

Okelah, agar tidak bertele-tele, berikut ini beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam mendengarkan nasyid:

  1. Pilihlah nasyid yang tidak mengandung musik, baik musik asli maupun musik tiruan. Musik asli adalah musik yang keluar dari alat musik, sedangkan musik tiruan adalah yang keluar dari mulut manusia mirip dengan alat musik. Atau yang diproses dengan alat-alat canggih hingga menghasilkan efek suara yang indah dan merdu. Keduanya meski berbeda asalnya, tapi hukumnya tetap sama, sebagaimana yang difatwakan oleh sejumlah ulama.
  2. Pilihlah nasyid yang bebas dari efek-efek suara, yang menjadikan suara terdengar merdu bertalu-talu laksana alunan musik… dan sayangnya kebanyakan nasyid tidak lepas dari hal ini.
  3. Nasyid yang dibolehkan adalah yang maknanya baik, dan digunakan untuk tujuan yang syar’i, seperti menyemangati diri dlm mengerjakan sesuatu, dan dalam porsi yang wajar. Oleh karenanya, hal tersebut jarang dilakukan oleh para salaf. Para sahabat umpamanya, sejauh yang kami ketahui, hanya bersenandung –menyanyikan nasyid– ketika mereka menggali parit untuk perang Khandaq, atau saat menempuh perjalanan jauh. Artinya jika kondisi mereka sedang fit dan semangat, mereka tidak mendengarkan nasyid… namun mengisinya dengan ibadah.
  4. Ingatlah bahwa apa yang Anda lakukan hanyalah perbuatan yang hukumnya asalnya mubah (boleh) jika bebas dari hal-hal yang kami sebutkan dalam poin-poin tadi. Oleh karenanya, membuang waktu untuk sesuatu yang mubah sebenarnya merugikan diri kita, karena umur berkurang namun pahala tidak bertambah…

Wallaahu a’lam bisshawaab

*****

Sumber: basweidan.wordpress.com

.

Subhanakallohumma wa bihamdihi,

Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika

Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !