Mau'idhoh

Dari 'Abdulloh bin 'Abbas rodliyallohu 'anhumaa, bahwasanya Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa sallam bersabda,

"Jagalah Alloh, Alloh akan menjagamu. Jagalah Alloh, engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu.

Jika engkau meminta, memintalah kepada Alloh. Dan jika engkau memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Alloh.

Ketahuilah, jika seluruh umat bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan bagimu. Dan jika seluruh umat bersatu untuk memberikan mudhorot kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Alloh taqdirkan atasmu. Pena telah diangkat dan catatan telah kerin
g."

(HR. Tirmidzi, dia berkata "Hadits hasan shohih")

25 April 2009

FILE 107 : Al-Qur'an Diturunkan dalam Tujuh Huruf

Bismillahirrohmanirrohim
Walhamdulillah, wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillah Shollallohu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam
Wa ba'du
…… .
Qira’ah Sab’ah
.
Pengertian Qira'ah

Menurut istilah, Qira'ah berarti madzhab dalam membaca Al-Quran dari para imam Qurra' yang masing-masing memiliki perbedaan dalam pengucapan ayat-ayat Al-Quranul Karim, tetapi semuanya bersandar kepada sanad-sanad yang sampai kepada Rasulullah Shollallohu ‘alayhi wa ‘alaa aalihi wa sallam.

.
Jumlah dan Macam-macam Qira'ah.

Qira'ah yang mutawatir adalah Qira'ah Sab'ah (Tujuh) yang termasyhur. Qira'ah yang mutawatir itu disampaikan kepada kita dari para Qurra' yang huffadz. Mereka terkenal dengan hafalan, kekuatan ingatan dan kejujurannya. Mereka menukil qira'at para Shahabat radhiyallahu 'anhum yang mendengarkan langsung ayat-ayat Al-Quran dari Rasulullah Shollallohu ‘alayhi wa ‘alaa aalihi wa sallam.

Imam-imam Qira'ah Sab'ah (Tujuh Qurra') yang termasyhur itu adalah :.
  1. Ibnu Amir (21 – 118 Hijriyah)
  2. Ibnu Katsir (45 – 120 Hijriyah).
  3. 'Ashim (… – 128 Hijriyah)
  4. Abu 'Amr (68 – 154 Hijriyah).
  5. Nafi' (70 – 169 Hijriyah)
  6. Hamzah (80 – 156 Hijriyah).
  7. Al-Kisa'i (119 – 189 Hijriyah)
Adapun qira'ah (bacaan Al-Quran) yang lazim digunakan oleh mayoritas ummat islam (terutama di Indonesia) adalah qira'ah yang diriwayatkan oleh Imam Hafash dari 'Ashim salah seorang dari imam Qira'ah Sab'ah..

Hafash adalah Abu Umar Hafsh bin Sulaiman bin Al-Mughirah Al-Bazzaz. Lahir tahun 90 Hijriyah dan wafat tahun 180 Hijriyah. Beliau adalah seorang yang 'alim dan yang paling tahu tentang qira'at 'Ashim. Beliau belajar Al-Quran dari 'Ashim lima ayat-lima ayat seperti cara belajarnya anak kecil.

'Ashim adalah Abu Bakar 'Ashim bin Abi An-Najudi Al-Kufi bin Bahdalah. Wafat di akhir tahun 128 Hijriyah. Beliau adalah seorang yang fasih bahasanya, ahli dan tekun dalam menulis Al-Quran dan tajwid, serta memiliki suara yang sangat merdu. Beliau belajar qira'at kepada Abu Abdur-Rahman Abdullah bin Habib As-Sulami. Abu Abdur-Rahman belajar Al-Quran kepada para Shahabat radhiyallahu 'anhum yaitu 'Utsman bin 'Affan, 'Ali bin Abi Thalib, Ubai bin Ka'ab, Abdullah bin Mas'ud dan Zaid bin Tsabit.

.
Silsilah riwayat Qira'ah Imam Hafash

Rasulullah Shollallohu ‘Alayhi Wa ‘Alaa Aalihi Wa Sallam => Generasi Shahabat : 'Utsman bin 'Affan, 'Ali bin Abi Thalib, Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin Mas'ud & Zaid bin Tsabit => Generasi Tabi'in : Abu Abdur-Rahman bin Habib As-Sulami => Generasi Tabi'ut Tabi'in : 'Ashim => Hafsh bin Sulaiman.

.
Khatimah/Penutup.

Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab "Shahih"-nya, bahwa 'Umar bin Khattab Rodliyallohu ‘anhu berkata : Aku mendengar Hisyam bin Hakim sedang membaca surat Al-Furqan. Kuperhatikan bacaannya, dan kudapati ia membaca dengan dialek (atau susunan huruf-huruf) yang tak pernah dibacakan Rasulullah Shollallohu ‘alayhi wa ‘alaa aalihi wa sallam kepadaku. Hampir saja aku melompat ke arahnya yang sedang shalat, tapi aku bisa menahan diri sampai ia mengucapkan salam.

Aku tarik dan kuikat ia dengan selendangnya, dan aku tanya : "Siapa yang mengajarimu surah yang aku dengar tadi?".

Hisyam menjawab : "Rasulullah!"

Aku berkata : "Kamu berdusta! Rasul mengajarkan kepadaku tidak seperti yang kau baca.".

Lalu aku membawanya menghadap Rasulullah Shollallohu ‘alayhi wa ‘alaa aalihi wa sallam dan kukatakan kepada beliau : "Aku telah mendengar orang ini membaca surah Al-Furqan dengan huruf (yakni bacaan) yang belum pernah Anda ajarkan kepadaku."

Rasul menjawab : "Lepaskan dia!"

Kemudian Rasulullah Shollallohu ‘alayhi wa ‘alaa aalihi wa sallam berkata kepadanya : "Bacalah surah itu, hai Hisyam!"
.
Hisyam-pun membaca dengan bacaan yang aku dengar tadi. Lalu Rasulullah Shollallohu ‘alayhi wa ‘alaa aalihi wa sallam bersabda : "Memang demikian ayat itu diturunkan."

Kemudian beliau berkata kepadaku : "Bacalah surah itu hai Umar!".

Akupun membaca (seperti yang diajarkan Rasul), dan Rasulullah Shollallohu ‘alayhi wa ‘alaa aalihi wa sallam kemudian bersabda : "Demikianlah ayat itu diturunkan. Sesungguhnya Al-Qur'an itu diturunkan dalam tujuh huruf (tujuh cara bacaan), maka bacalah dengan cara yang kau anggap mudah!"
.
Maraji' :
- At-Tibyan fi 'Ulumil Qur'an (terjemahan), Syaikh Muhammad 'Ali Ash-Shabuni.
- Ilmu Qiroatil Qur'an Imam Hafash, M. Abdurrahman HR.
.
Sumber: Artikel dari Abul Mufarrid dalam Milis As-Sunnah
.
Link Terkait:

Tambahan Penting: (update 16 September 2022)

Faidah dari Ust. Abdul Hakim bin Amir Abdat hafidhahullaah, yang disampaikan dalam kajian rutin Shahih Bukhari tanggal 8 Muharram 1444 H (6 Agustus 2022), bahwa Qira'ah Sab'ah berbeda dengan "Al-Qur'an diturunkan dalam tujuh huruf"

Pada awalnya, Al-Qur'an itu diturunkan dalam tujuh huruf (lughah/bahasa) dengan tujuan untuk memudahkan bangsa Arab di masa itu untuk menerima/memahami Al-Qur'an. Selanjutnya ketika bangsa 'ajam (non-Arab) semakin banyak yang memeluk Islam pada masa 'Utsman bin 'Affan radliyallahu 'anhu, Al-Qur'an disatukan menjadi satu huruf (yaitu huruf/lughah Quraisy) sedangkan enam huruf (lughah) lainnya dihilangkan karena sudah tidak dibutuhkan. 

Sehingga yang tersisa saat ini hanyalah tujuh cara membaca (qira'ah sab'ah), sedangkan huruf-hurufnya sama. Misalnya مُخْلَصِيْن  dalam QS. Yusuf (12): 24, bisa juga dibaca "mukhlisiin".

Selesai.

Subhanakallohumma wa bihamdihi,
Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika
Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !