Walhamdulillaah,
Wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillaah Muhammad Shollalloohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Wa ba'du
...
Makanan & Minuman Jin
Sebuah Pengantar dari saya (Sa'ad):
وَأَنَّهُۥ كَانَ رِجَالٌۭ مِّنَ ٱلْإِنسِ
يَعُوذُونَ بِرِجَالٍۢ مِّنَ ٱلْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًۭا
"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan."
QS. Al Jin [72]: 6
Masih sering kita temui sebagian orang yang dengan susah payah menundukkan dirinya dengan memberi makan (umumnya disebut sesajen atau tumbal) kepada partner-nya dari kalangan jin. Kalau kita tanya, alasannya akan bermacam-macam, semisal:
"Ini yang membantu saya melariskan dagangan"
"Ini yang membuat hasil panen melimpah"
"Ini yang membuat ikan hasil tangkapan melimpah"
"Ini yang membuat usaha saya sukses"
"Ini yang membuat desa ini aman dari wabah dan berbagai musibah"
"Ini yang (membantu) menjaga keluarga kita"
"Mereka itu juga penduduk sini, tetangga kita, hanya saja tidak kelihatan. Dengan tetangga sebelah rumah atau tamu saja, kita dianjurkan berbagi makanan. Begitu juga ini, kita niatkan berbagi (sedekah) kepada tetangga kita yang tidak kelihatan"
dan seterusnya.
Pertanyaan selanjutnya: sedekah adalah termasuk ibadah. Islam telah memberikan pengajaran yang sangat baik tentang bagaimana berinteraksi dengan Allah, dengan sesama manusia, bahkan dengan hewan. Begitukah Islam mengajarkan kita berinteraksi dengan jin (baca: makhluk ghaib)?
Ketika ada tamu dari kalangan jin yang datang kepada Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam, mereka meminta bekal kepada beliau. Adakah ketika itu beliau menyembelihkan unta/kambing untuk mereka?
Jawabannya adalah tidak. Beliau hanya memberikan ketentuan bahwa makanan bagi mereka adalah setiap tulang dari hewan yang disembelih dengan nama Allah.
Oleh karena itu, beliau melarang kita (baca: kaum muslimin) untuk beristinja' (bersuci dari buang air) dengan tulang hewan, karena itu adalah makanan saudara kita dari kalangan jin. Hal ini termasuk bentuk pemuliaan manusia kepada jin, yaitu memuliakan makanan mereka, sebagaimana kita juga memuliakan makanan manusia.
Wallaahu a'lam.
Selesai pengantar
Pertanyaan:
Seperti apakah makanan dan minuman jin? Lalu apa yang harus kita waspadai agar tidak bareng mereka?
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa jin melakukan aktivitas makan dan minum sebagaimana manusia.
Di antaranya,
[1] Perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam agar kita tidak meniru kebiasaan setan ketika makan dan minum.
Dalam hadis dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
“Jika salah seorang di antara kalian makan, makanlah dengan tangan kanannya. Ketika minum, minumlah dengan tangan kanan. Karena setan itu makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim 2020).
[2] Peringatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi yang makan tidak membaca basmalah
Dalam hadis dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لاَ مَبِيتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ. وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ. وَإِذَا لَمْ يَذْكُرِ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ
“Jika salah seorang di antara kalian memasuki rumahnya, lalu ia berdzikir pada Allah ketika memasukinya dan ketika hendak makan, maka setan pun berkata (pada teman-temannya), “Sungguh kalian tidak mendapat tempat bermalam dan tidak mendapat makan malam.” Namun ketika seseorang memasuki rumah dan tidak berdzikir pada Allah, setan pun berkata (pada teman-temannya), “Akhirnya, kalian mendapatkan tempat bermalam.” Jika ia tidak menyebut nama Allah ketika makan, setan pun berucap (pada teman-temannya), “Kalian akhirnya mendapat tempat bermalam dan makan malam.” (HR. Muslim 2018).
Dalam hadis dari Umayyah bin Mihshon Radhiyallahu ‘anhu, beliau bercerita,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah duduk dan saat itu ada seseorang yang makan tanpa membaca Bismillah hingga makanannya tersisa satu suapan. Ketika ia mengangkat suapan tersebut ke mulutnya, ia mengucapkan: “Bismillah awwalahu wa akhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya).”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tertawa dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا زَالَ الشَّيْطَانُ يَأْكُلُ مَعَهُ فَلَمَّا ذَكَرَ اسْمَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ اسْتَقَاءَ مَا فِى بَطْنِهِ
“Setan terus makan bersamanya hingga ketika ia menyebut nama Allah (Bismillah), setan memuntahkan apa yang ada di perutnya.” (HR. Abu Daud 3768, Ahmad 18963 dan al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan).
[3] Permintaan jin muslim kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau bercerita,
Bahwasanya ia pernah membawakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wadah berisi air wudhu dan untuk istinja' beliau. Ketika ia membawanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Siapa ini?” “Saya, Abu Hurairah”.
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta, “Carikan beberapa buah batu untuk kugunakan bersuci. Dan jangan bawakan padaku tulang dan kotoran.” Abu Hurairah berkata, “Kemudian aku mendatangi beliau dengan membawa beberapa buah batu dengan ujung bajuku. Hingga aku meletakkannya di samping beliau dan aku berlalu pergi. Ketika beliau selesai buang hajat, aku pun berjalan menghampiri beliau dan bertanya, “Ada apa dengan tulang dan kotoran?” Beliau bersabda,
هُمَا مِنْ طَعَامِ الْجِنِّ ، وَإِنَّهُ أَتَانِى وَفْدُ جِنِّ نَصِيبِينَ وَنِعْمَ الْجِنُّ ، فَسَأَلُونِى الزَّادَ ، فَدَعَوْتُ اللَّهَ لَهُمْ أَنْ لاَ يَمُرُّوا بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ إِلاَّ وَجَدُوا عَلَيْهَا طَعَامًا
“Keduanya (tulang dan kotoran) termasuk makanan jin. Aku pernah didatangi rombongan utusan jin dari daerah Nashibin dan mereka adalah sebaik-baik jin. Mereka meminta bekal kepadaku. Lalu aku berdoa kepada Allah untuk mereka agar setiap kali mereka melewati tulang dan kotoran, mereka mendapatkan makanan padanya”. (HR. Bukhari 3860)
Dalam hadis lain dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَسْتَنْجُوا بِالرَّوْثِ وَلاَ بِالْعِظَامِ فَإِنَّهُ زَادُ إِخْوَانِكُمْ مِنَ الْجِنِّ
“Janganlah kalian beristinja’ (membersihkan kotoran pada dubur) dengan kotoran dan jangan pula dengan tulang karena keduanya merupakan bekal bagi saudara kalian dari kalangan jin.” (HR. Tirmidzi no. 18. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
[4] Penjelasan Ibnul Qayyim
Ibnul Qayyim menyebutkan bahwa khamr adalah minuman setan. Karena Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan.” (QS. Al Maidah: 90).
Allah sebut, minum khamr adalah perbuatan setan. Artinya khamr termasuk minuman setan. (Alam jin wa Syayathin, hlm. 20)
Apa Jenis Makanan Jin?
Berdasarkan beberapa dalil di atas, ada beberapa benda yang menjadi makanan jin,
[1] Tulang dari binatang yang disembelih dengan menyebut nama Allah
[2] Kotoran hewan, dan ini menjadi makanan hewan jin
Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, bahwa para Jin datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta kepada beliau makanan yang halal. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada mereka,
لَكُمْ كُلُّ عَظْمٍ ذُكِرَ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ . يَقَعُ فِي أَيْدِيكُمْ أَوْفَرَ مَا يَكُونُ لَحْمًا . وَكُلُّ بَعْرَةٍ عَلَفٌ لِدَوَابِّكُمْ
“Makanan halal untuk kalian adalah semua tulang hewan yang disembelih dengan menyebut nama Allah. Ketika tulang itu kalian ambil, akan penuh dengan daging. Sementara kotoran binatang akan menjadi makanan bagi hewan kalian.” (HR. Muslim 450)
[3] Makanan yang dikonsumsi umumnya manusia. Karena jin juga turut makan bersama kita.
[4] Makanan yang haram, seperti bangkai dan hewan yang disembelih dengan tidak menyebut nama Allah.
Sebagaimana manusia muslim dilarang untuk makan hewan yang disembelih dengan tidak menyebut nama Allah, jin muslim juga dilarang untuk memakannya. Sehingga binatang semacam ini dimakan oleh jin kafir. (Alam Jin wa Syayathin, Dr. Umar al-Asyqar, hlm. 20)
Semua keterangan di atas sekaligus mengajarkan kita beberapa adab agar kita tidak terganggu jin.
Demikian, Allahu a’lam.
Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !