Walhamdulillaah,
Wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillaah Muhammad Shollalloohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Wa ba'du
...
Ibadah 'Umrah Selangkah Demi Selangkah
Ibadah
Umrah tidak disangsikan lagi membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan
membutuhkan waktu yang tidak singkat. Patut disayangkan manakala ibadah
umrah yang dilaksanakan dengan biaya yang tidak murah dan dengan cucuran
keringat apabila tidak dilaksanakan sesuai dengan contoh yang pernah
dilakukan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bahkan
tidak jarang kaum Muslimin diajari tata cara yang sangat mengikat,
menyusahkan, membebani namun tanpa dasar syariat. Sehingga terkesankan
manasik umrah membingungkan dan menyulitkan. Banyaknya tata cara dan
bacaan do’a yang sangat beragam yang dianggap harus dihafal dan dibaca
dalam thawaf, sa’i dan lainnya.
Padahal
seharusnya manasik umrah ini harus dibuat sesuai dengan tuntunan
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang cukup sederhana dan mudah.
Agar semua dapat melakukan ibadah tersebut dengan benar dan khusyu’
serta diterima Allâh Azza wa Jalla sebagai amalan yang shalih.
Ilustrasi thawaf saat umrah |
ETIKA YANG HARUS DIPERHATIKAN
Ada beberapa etika yang harus diperhatikan bagi orang yang ingin menunaikan ibadah umrah untuk bisa mendapatkan kesuksesan. Di antaranya:
1. Hendaknya ikhlas dan mengharap ridha Allâh Azza wa Jalla dalam ibadah umrah
2. Menghindari riya dan sum’ah, ingin dipuji karena umrahnya
3. Mengikuti petunjuk Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menjalankan umrah
4. Menjalankan ibadah umrah dengan semangat dan serius
5. Mengharap umrahnya dapat mensucikan jiwanya dan meningkatkan derajatnya di sisi Allâh Subhanahu wa Ta’ala
6. Memanfaatkan waktu-waktu berharga di Mekkah dan Madinah dengan memperbanyak ibadah dan dzikir
BERSIAP IHRAM UMRAH
Makna ihram adalah: berniat memasuki ibadah haji atau umrah. Orangnya disebut muhrim. Dengan niat ini, maka larangan-larangan ihrom mulai berlaku sampai tahallul (dengan mencukur). Setelah tahallul, seseorang kembali ke kondisi halal melakukan hal-hal yang terlarang sebelumnya.
Langkah-langkah berihram untuk umrah:
1. Berangkat dari tanah air menuju Jeddah atau langsung Madinah di Kerajaan Saudi Arabia
2.
Setelah di kota Madinah, maka orang yang ingin berumrah memulai ibadah
umrahnya (ihram) dari miqât penduduk Madinah yaitu Dzul Hulaifah (Bir Ali)
3.
Apabila langsung menuju Makkah dan melewati salah satu dari lima miqât
yang ditetapkan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka
berihram darinya. Biasanya di pesawat terbang diberitahu kalau mendekati
miqât agar bersiap-siap ihram. Diperbolehkan mengenakan kain ihram di
pesawat atau sebelum naik pesawat.
4.
Jamaa’ah yang mampir di Madinah, apabila ingin berumrah berangkat ke
miqât Dzul Hulaifah yang sekarang dikenal dengan nama Bir ‘Ali.
Disunnahkan bagi yang berihram untuk mandi dahulu lalu berniat umrah
saat di Dzulhulaifah, tepat ketika bis akan berangkat meninggalkan
Masjid Miqât (selama belum melewati miqât) dengan mengucapkan:
لَـبَّـيْكَ عُمْرَةً
Aku penuhi panggilan-Mu (Allah) untuk menunaikan umrah
5. Mulai membaca Talbiyah
Talbiyah diucapkan dengan membaca :
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكْ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكْ
إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكُ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
Aku
datang memenuhi panggilan-Mu ya Allâh, Aku datang memenuhi
panggilan-Mu, Tidak ada sekutu bagi-Mu, Ya Allâh aku penuhi
panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan kebesaran untuk-Mu
semata-mata. Segenap kerajaan untuk Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu
6. Disunnahkan bagi lelaki untuk membaca talbiyah dengan suara keras
7. Talbiyah dibaca terus sepanjang perjalanan
8. Sampai di Masjidil Haram: Talbiyah dihentikan saat melihat Ka’bah dan akan memulai thawaf.
9. Memasuki Masjidil Haram dengan kaki kanan serta membaca doa masuk masjid
10. Ketika pertama kali melihat Ka’bah membaca:
اللهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ
Ya Allâh, Engkau Dzat Pemberi keselamatan, dari-Mu keselamatan, maka hidupkanlah kami dengan keselamatan, wahai Rabb kami
THAWAF TUJUH PUTARAN
1. Thawaf 7 putaran dimulai dan berakhir di Hajar Aswad
2. Ka’bah berada sebelah kiri
3. Pakaian Ihram bagi lelaki disunnahkan membuka pundak kanan (al-idhzhibâ’)
4. Disunnahkan bagi lelaki untuk berlari kecil pada 3 putaran pertama
5. Mulai thawaf dengan menuju tempat yang lurus dengan rukun Hajar Aswad (menyerong)
6.
Mencium atau menyentuh Hajar Aswad, bila tidak bisa, maka dengan
memberi isyarat tangan dengan mengangkatnya ke arah Hajar Aswad (dengan
menghadap arah Hajar Aswad)
7. Membaca doa memulai thawaf:
بِسْمِ اللهِ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللَّهم
إِيْمَانًا بِكَ وَتَصْدِيْقًا بِكِتَابِكَ وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ
وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dengan
nama Allâh, Allâh Maha Besar. Ya Allâh (aku mulai thawaf) dengan
keimanan kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu (Al-Qur`an), dan setia
menunaikan perjanjian kepada-Mu dan serta mengikuti petunjuk Nabi-Mu
Shallallahu ‘alaihi wa sallam
8. Dalam thawaf boleh membaca dzikir bebas, berdoa atau membaca al-Qur`an.
9. Ketika akan melewati Rukun Yamani, menyentuhnya, bila tidak bisa dilewati saja.
10. Antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad membaca:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
11.
Memberi isyarat setiap melewati Hajar Aswad dengan membaca Allâhu akbar
(hal ini dilakukan bila tidak bisa mencium atau menyentuhnya dengan
tangan)
12. Thawaf selesai di Hajar Aswad
13. Setelah tujuh putaran selesai, berdoa di Multazam, yaitu dinding antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah (bila memungkinkan)
14. Menuju Maqam Ibrahim dengan membaca:
وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَقـَامِ إِبْرَاهِيْمَ مُصَلًّى
Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim sebagai tempat shalat [QS. al-Baqarah [2]:125]
15.
Mengerjakan shalat 2 rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Membaca surat
al-Fatihah dan al-Kafirun di rakaat pertama, dan al-Fatihah dan
al-Ikhlash di rakaat kedua. Ketika akan shalat, posisi kain ihram (bagi
laki-laki) ditutupkan kembali sehingga menutupi pundak kanan yang
terbuka saat thawaf.
16. Menuju tempat air zamzam, disunnahkan minum sampai kenyang
17. Menuju bukit Shofa untuk Sa’i
Catatan: agar selalu memperbanyak dzikir dan doa kepada Allâh
SA'I ANTARA SHAFA DAN MARWAH
Sa’i adalah berjalan antara (bukit) Shafa dan (bukit) Marwah dengan niat beribadah kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala .
1. Usai thawaf, menuju ke tempat sa’i, dengan menaiki beberapa anak tangga yang paling dekat dengan Hajar Aswad
2. Kemudian, menuju ke Shafa untuk melaksanakan sa’i umrah dan jika telah mendekati Shafa, membaca:
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ
Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allâh. [QS. al-Baqarah [2]:158].
3. Kemudian mengucapkan:
نَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ
"Kita memulai sebagaimana Allah Azza wa Jalla memulai"
4.
Menaiki bukit Shafa (bukit ini tidak tinggi), lalu menghadap ke arah
Ka’bah hingga melihatnya -jika hal itu memungkinkan- , kemudian membaca:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ
الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Allâh Mahabesar, Allâh Mahabesar, Allâh Mahabesar.
Tiada
sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allâh semata, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian
untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu.
Tiada
sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allâh semata. Dialah yang
telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan
tentara sekutu dengan sendirian.”
5. Bacaan ini diulang tiga kali dan setelah itu berdoa dengan doa apa saja untuk memohon kebaikan dunia dan akhirat
6. Lalu turun dari Shafa dan berjalan menuju ke Marwah dengan jalan biasa
7.
Disunnahkan berlari-lari kecil dengan cepat dan sungguh-sungguh di
antara dua tanda lampu hijau yang berada di tempat sa’i bagi laki-laki,
lalu berjalan biasa menuju Marwah dan menaikinya. (Tanda lampu hijau
lebih dekat dengan Shafa)
8.
Setibanya di Marwah, mengerjakan hal-hal yang dikerjakan di Shafa
pertama kali, yaitu menghadap kiblat, bertakbir, membaca dzikir dan
berdoa dengan doa apa saja yang dikehendaki
9. Perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung satu putaran
10.
Kemudian berjalan menuju ke Shafa dengan jalan biasa. Ketika berada di
antara lampu hijau, disunnahkan bagi kaum lelaki berlari cepat.
11. Perjalanan antara Marwah dan Shafa dihitung satu putaran
12. Pada putaran-putaran berikutnya, melakukan hal yang sama seperti di atas
13. Dengan demikian, sa’i akan berakhir di Marwah
14.
Dalam perjalanan antara Shafa - Marwah dan sebaliknya, tidak ada
dzikir-dzikir tertentu, karenanya boleh berdzikir, berdoa, atau membaca
al-Qur`an
15.
Boleh juga membaca doa di bawah ini yang dahulu pernah dibaca oleh
Sahabat Abdullah bin Mas’ud dan Sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu
‘anhuma antara Shafa dan Marwah :
اللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ
Ya Rabbku, ampuni dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa dan Maha Pemurah.
TAHALLUL
Tahallul
dari kata halal yang artinya seorang muhrim (yang sedang berihram) akan
kembali boleh melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang dalam kondisi
ihram.
1. Tahallul dikerjakan setelah sa’i
2. Disunnahkan bagi kaum lelaki untuk mencukur seluruh rambut kepala (gundul)
3.
Bagi wanita, tahallul dilakukan dengan memegang ujung rambutnya lalu
memotong rambutnya kurang lebih sepanjang satu ruas jari.
4. Dengan ini, umrah sudah selesai.
Demikian
langkah-langkah menunaikan ibadah umrah secara ringkas. Semoga Allâh
menerima ibadah umrah yang dikerjakan para hamba-Nya, dan menghapuskan
dosa-dosa yang pernah diperbuat, serta meningkatkan derajat di sisi
Allâh Dzat Yang Maha Pengasih.
[Disalin
dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XVI/1433H/2012M. Penerbit Yayasan
Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
Catatan saya (Sa'ad):
Untuk tulisan yang berwarna merah, saya belum menemukan ada dalil/riwayat khusus yang mencontohkan bacaan seperti itu. Hanya saja, sebagian ustadz ahlussunnah menganjurkan bacaan tersebut, seperti Ust. Abu Minhaal (pada artikel di atas) dan Ust. Abu Haidar (https://www.youtube.com/watch?v=3NhANHCiNJk)
Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !