Bismillaahirrohmaanirrohiim
Walhamdulillaah,
wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillaah Muhammad Shollalloohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam Walhamdulillaah,
Wa ba'du
....
Hadis Abu Hurairah Ada yang Hilang ?
Dijawab oleh:
Dijawab oleh:
Ust. Ammi Nur Baits
Pertanyaan:
Benarkah ada hadis Abu Hurairah yang hilang? Dalam arti secara sengaja tidak disampaikan Abu Hurairah.
Dan benarkah alasan orang sufi bahwa itu dalil adanya ilmu batin?
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan,
.
حَفِظْتُ
مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وِعَاءَيْنِ ،
فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَبَثَثْتُهُ ، وَأَمَّا الْآخَرُ فَلَوْ بَثَثْتُهُ
قُطِعَ هَذَا الْبُلْعُومُ
Aku menghafal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
dua bejana ilmu. untuk satu bejana sudah saya sampaikan kepada kalian.
Untuk bejana yang kedua, andai saya sampaikan kepada kalian maka
kepalaku akan dipenggal. (HR. Bukhari 120)
Dalam riwayat lain, orang-orang mengkritik Abu Hurairah,
أَكْثَرْتَ أَكْثَرْتَ
“Kamu terlalu banyak menyampaikan hadis.”
Lalu Abu Hurairah mengatakan,
فَلَوْ
حَدَّثْتُكُمْ بِكُلِّ مَا سَمِعْتُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَرَمَيْتُمُونِي بِالْقَشْعِ ، وَلَمَا
نَاظَرْتُمُونِي
Andai aku sampaikan semua yang pernah aku dengar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tentu kalian akan melempariku dan kalian tidak akan mendebatku. (HR. Ahmad 10959 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
Hadis Apa Yang Disembunyikan Abu Hurairah?
Hadis
yang disembunyikan Abu Hurairah bukanlah hadis yang berkaitan tentang
hukum. Tapi hadis yang berkaitan dengan fitnah dan kejadian di masa
mendatang. Yang informasi ini sama sekali tidak mempengaruhi agama
seseorang. Dalam arti, ketika orang itu tahu, tidak akan menambah
ketaqwaannya kepada Allah. bahkan bisa jadi, jika masyarakat awam itu
tahu, justru akan menimbulkan kekacauan di tengah mereka.
Seperti besok akan terjadi pemberontakan, pembunuhan, si A membunuh si B, ada fitnah di Karbala, fitnah peperangan, dst.
Berita-berita
fitnah ini, ketika hanya diketahui oleh orang yang berilmu maka akan
berada di posisi aman. Namun jika dipegang orang bodoh, akan bisa
membahayakan. Karena itulah Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
merahasiakannya sampai beliau meninggal. Karena jika beliau sampaikan,
bisa jadi beliau akan dibunuh.
Al-Qurthubi mengatakan,
قال
علماؤنا : وهذا الذي لم يبثه أبو هريرة وخاف على نفسه فيه الفتنة أو القتل
إنما هو مما يتعلق بأمر الفتن ، والنص على أعيان المرتدين ، والمنافقين ،
ونحو هذا مما لا يتعلق بالبينات والهدى ، والله تعالى أعلم
Para guru
kami mengatakan, “Ilmu yang tidak disebarkan Abu Hurairah dan beliau
khawatir akan terkena fitnah dengannya atau bahkan dibunuh, adalah
pengetahuan tentang masalah fitnah yang akan terjadi. Atau keterangan tentang orang-orang yang murtad, nama-nama orang munafik. Dan ilmu
semacam ini tidak ada kaitannya dengan keterangan agama dan petunjuk
taqwa. Allahu a’lam.” (al-Jami’ Li Ahkam al-Quran, 2/186).
Keterangan semisal juga disampaikan al-Hafidz Ibnu Hajar,
حمل
العلماء الوعاء الذي لم يبثه على الأحاديث التي فيها تبيين أسامي أمراء
السوء وأحوالهم وزمنهم ، وقد كان أبو هريرة يكني عن بعضهم ولا يصرح به خوفا
على نفسه منهم
Para ulama memahami bahwa hadis-hadis yang tidak
disebarkan Abu Hurairah adalah hadis yang menyebutkan tentang nama-nama
pemimpin yang jelek, keadaan mereka dan kondisi zaman ketika pemimpin
itu berkuasa. Abu Hurairah terkadang menyebutkan sebagiannya secara
isyarat dan tidak beliau tegaskan, karena beliau khawatir akan
menimbulkan kekacauan di masyarakat dan ancaman masyarakat kepadanya.
Lalu al-Hafidz Ibnu Hajar menyebutkan pendapat yang lain,
وقال
غيره : يحتمل أن يكون أراد مع الصنف المذكور ما يتعلق بأشراط الساعة وتغير
الأحوال والملاحم في آخر الزمان ، فينكر ذلك من لم يألفه ، ويعترض عليه من
لا شعور له به
Ulama lain mengatakan, kemungkinan yang dimaksud
dengan ilmu yang disembunyikan adalah informasi terkait tanda-tanda
kiamat. Terjadi perubahan besar dan kekacauan di akhir zaman. Sehingga
jika disampaikan akan diingkari orang yang tidak bisa menerimannya, dan
ditolak oleh orang yang tidak menyadarinya. (Fathul Bari, 1/216)
Bukankah ini Menyembunyikan Ilmu?
Menyembunyikan
ilmu dalam arti menyembunyikan kebenaran adalah sesuatu yang tercela.
Bahkan ini karakter Yahudi. Allah berfirman menceritakan karakter
Yahudi,
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا
مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي
الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ
“Orang-orang
yang menyembunyikan keterangan dan petunjuk yang Kami turunkan, setelah
kami jelaskan kepada umat manusia dalam al-Kitab, mereka itulah orang
yang dilaknat Allah dan dilaknat semua yang melaknat.” (QS. al-Baqarah: 159)
Namun
yang dimaksud menyembunyikan ilmu di sini adalah ilmu yang berkaitan
dengan masalah iman dan hukum, yang jika orang itu tidak tahu, dia akan
terjerumus ke dalam kesesatan atau dia akan melanggar syariat.
Sementara
menyembunyikan ilmu dan informasi agama yang tidak ada hubungannya
dengan ketaqwaan, yang jika orang tidak tahu sekalipun, tidak akan membat dia
jadi sesat atau melanggar syariat, maka menyembunyikan ilmu semacam ini
tidak tercela.
Sebagaimana yang dialami Hudzaifah bin al-Yaman.
Beliaulah satu-satunya sahabat yang mengetahui daftar orang munafik di
Madinah. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal, hanya
Hudzaifah satu-satunya sahabat yang tahu daftar orang munafik di
Madinah. Namun sampai Hudzaifah meninggal, beliau tidak membocorkan
pengetahuan itu kepada orang lain. Karena itulah Hudzaifah digelari,
‘Shohibu sirr Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.’
Ketika adz-Dzahabi menjelaskan tentang sikap Abu Hurairah ini, beliau mengatakan,
هذا
دال على جواز كتمان بعض الأحاديث التي تحرك فتنة في الأصول أو الفروع ، أو
المدح والذم ، أما حديث يتعلق بحل أو حرام فلا يحل كتمانه بوجه ، فإنه من
البينات والهدى
Sikap Abu Hurairah ini dalil bolehnya
menyembunyikan hadis yang bisa menimbulkan fitnah di masyarakat, baik
terkait prinsip atau masalah cabang, isinya pujian atau celaan. Adapun
hadis yang terkait masalah halal-haram, jelas tidak boleh disembunyikan
sama sekali. Karena ini bagian dari ilmu dan kebenaran. (Siyar A’lam
Nubala, 2/597)
Pengakuan Orang Sufi
Orang
sufi mengklaim bahwa hadisnya Abu Hurairah adalah hadis tentang wihdatul
wujud atau ilmu bathin yang hanya diwariskan kepada wali-wali sufi.
Mereka tidak pernah belajar hadis, tapi ngaku punya hadis-nya Abu
Hurairah melalui ilmu bathin. Kata para ulama, alasan ini dalam rangka
menghiasi kebodohan sufi terhadap ilmu agama, agar mereka terlihat
berilmu.
Benarlah apa yang disampaikan Imam as-Syafii,
أسس التصوف على الكسل
Ajaran-ajaran sufi dibangun di atas prinsip malas. (Hilyatul Auliya', 9/137)
Dalam
islam tidak ada pembagian ilmu bathin dan ilmu dzahir. Karena semua
ilmu yang berkaitan dengan iman dan taqwa seseorang, wajib untuk
disampaikan.
Al-Hafidz Ibnu Hajar menukil keterangan Ibnul Munayir,
قال
ابن المنير : جعل الباطنية هذا الحديث ذريعة إلى تصحيح باطلهم ، حيث
اعتقدوا أن للشريعة ظاهرا وباطنا ، وذلك الباطن إنما حاصلة الانحلال من
الدين
Ibnul Munayir mengatakan, kelompok sufi bathiniyah
menjadikan hadis Abu Hurairah ini sebagai alasan untuk membenarkan
kesesatan mereka, di mana mereka meyakini bahwa syariat dibagi dua:
lahir dan batin. Dan ilmu yang bathin itu, terpisah dari agama. (Fathul
Bari, 1/216).
Keterangan lain disampaikan Syaikh Rasyid Ridha,
فجهلة
المتصوفة يزعمون أن ما عندهم من علم الحقيقة هو من قبيل ما في الوعاء
الآخر من وعاءي أبي هريرة ، وبعضهم يظن أن لشيوخهم سندا في تلقي علم الباطن
، ينتهي إلى بعض الصحابة أو أئمة آل البيت عليهم الرضوان .
والذي عليه
المحققون أن أبا هريرة يعني بما كتم من الحديث أحاديث الفتن
Orang
bodoh di kalangan sufi menganggap bahwa ilmu batin yang mereka miliki
itu bersumber dari bejana Abu Hurairah yang tidak beliau sampaikan.
Sebagian mereka bahkan meyakini bahwa imamnya (tokoh sufi) memiliki
sanad dalam menerima ilmu batin yang sampai kepada sebagian sahabat dan
imam ahlul bait radhiyallahu ‘anhum.
Padahal yang dijelaskan para
ulama ahli tahqiq, bahwa hadis yang disembunyikan Abu Hurairah adalah
hadis-hadis tentang fitnah. (Tafsir al-Manar, 6/390).
Allahu a’lam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !