Bismillaahirrohmaanirrohiim
Walhamdulillaah,
wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillaah Muhammad Shollalloohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam Walhamdulillaah,
Wa ba'du
....
Benarkah Allah Mewafatkan Nabi Isa?
Dijawab oleh:
Ust. Ammi Nur Baits
Dijawab oleh:
Ust. Ammi Nur Baits
Pertanyaan:
Salah satu yang dipersoalkan orang Nasrani adalah kematian Isa al masih. Dalam islam isa tidak disalib, yang disalib adalah murid pengkhianat yang wajahnya dijadikan wajah Isa. Isa sendiri diangkat oleh Allah.
Namun dalam teks Al Quran QS 3:55; 5:117 dan 19:33 dinyatakan bahwa Isa wafat. Mereka bertanya mengapa ada perbedaan antara teks Al Quran dengan penjelasan bahwa Isa diangkat.
Ini yang jadi alasan pendeta untuk meyakinkan bahwa ada yang bertentangan dalam al-Quran.
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Aqidah kaum muslimin yang diajarkan oleh Allah dalam al-Quran, bahwa Nabi Isa ‘alaihis salam masih hidup dan tidak mati.
Allah ceritakan makar orang Yahudi dan bantahan terhadap anggapan mereka,
وَقَوْلِهِمْ
إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا
قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ
اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا
اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
“Karena ucapan
mereka (orang Yahudi): “Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, Isa
putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang
diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang
berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam
keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan
tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka,
mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS. An-Nisa [4]: 157)
بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
Dalam tafsirnya, Imam Ibnu Athiyah mengatakan,
أجمعت
الأمة على ما تضمنه الحديث المتواتر من أن عيسى في السماء حي، وأنه سينزل
في آخر الزمان فيقتل الخنزير ويكسر الصليب ويقتل الدجال ويفيض العدل وتظهر
به الملة – ملة محمد صلى الله عليه وسلم – ويحج البيت ويبقى في الأرض أربعا
وعشرين سنة وقيل أربعين سنة
“Umat Islam sepakat terhadap makna
yang disebutkan dalam banyak hadis yang mutawatir, bahwa Nabi Isa berada
di langit, masih hidup. Dia akan turun di akhir zaman, membunuh babi,
mematahkan salib, membunuh Dajjal, memenuhi bumi dengan keadilan, dan
agama Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi menang. Beliau juga
berhaji ke Ka’bah, dan tinggal di muka bumi selama 24 tahun. Ada yang
mengatakan selama 40 tahun.” (al-Muharar al-Wajiz, 1:429).
Keterangan selengkapnya, bisa anda pelajari di: Apakah Nabi Isa Masih Hidup?
Makna kalimat “Allah Mewafatkanmu”
Sebelumnya kami ingatkan satu prinsip, kembalikan bahasa kepada yang punya.
Al-Quran
Allah turunkan berbahasa Arab. Untuk menjawab pertanyaan mengenai makna
kandungan al-Quran, kembalikan kepada mereka yang paham bahasa Arab.
Kita
tidak mungkin mengembalikan tafsir al-Quran kepada keterangan pendeta
atau orang nasrani. Mereka tidak memiliki kapasitas dalam hal ini.
Kecuali jika kita memiliki prinsip bebas nilai, semua relatif, sehingga
tidak ada standar kebenaran.
Ayat yang dimaksudkan adalah firman Allah,
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ
(Ingatlah),
ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan
kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku. (QS. Ali Imran [3]: 55)
Kita simak keterangan Ibnul Jauzi. Beliau menyebutkan perbedaan pendapat ulama tentang masalah ini.
Pertama, kata mutawaffiika [مُتَوَفِّيكَ] artinya bukan “mematikan kamu”.
Kata ‘tawaffa’ [التوفي] diturunkan dari kata istifa’ al-Adad [استيفاء العدد] yang artinya memenuhi dan menyempurnakan.
Sehingga makna: “inni mutawaffiika”
[إِنِّي مُتَوَفِّيكَ]: Aku angkat dirimu dari bumi dalam kondisi
sempurna, utuh, tidak mendapatkan dampak buruk sedikitpun dari usaha
orang Yahudi.
Ini merupakan pendapat al-Hasan al-Bashri, Ibnu Juraij, Ibnu Qutaibah, dan yang dipilih oleh al-Farra’. Di antara dalil pendukung pendapat ini adalah firman Allah,
فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Setelah Engkau mengangkatku, Engkau yang mengawasi mereka. Dan Engkau menjadi saksi atas segala sesuatu.” (QS. al-Maidah [5]: 117)
Makna ayat, “setelah Engkau mengangkatku…” karena penyimpangan orang Nasrani dilakukan setelah beliau diangkat oleh Allah.
Kedua, kata mutawaffiika [مُتَوَفِّيكَ] artinya mewafatkan kamu, dalam arti mencabut nyawamu.
Namun ini bukan berarti membenarkan keyakinan Yahudi bahwa Nabi Isa telah meninggal ketika itu. Akan tetapi, ayat ini mengalami taqdim wa tak-khir (perubahan urutan). Sehingga, yang seharusnya di belakang, ditaruh di depan. Dan pola bahasa taqdim wa tak-khir sudah dikenal oleh masyarakat Arab.
Sehingga tafsir ayat di atas menjadi,
إِنِّي رَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُتَوَفِّيكَ
Artinya,
wafatnya Nabi Isa ‘alaihis salam baru terjadi setelah beliau diangkat
oleh Allah ke langit, kemudian nanti akan diturunkan kembali ke bumi.
Ini adalah pendapat az-Zajjaj dan al-Farra’ dalam salah satu pendapatnya. Said bin Musayib mengatakan, “Nabi Isa diangkat di usia 33 tahun.” (Zadul Masir, 1/347)
Klaim
orang Nasrani atau orang liberal bahwa ada yang bertentangan dalam
al-Quran, sebabnya karena mereka gagal paham terhadap firman Allah.
Karena mereka berbicara di luar kapasitasnya. Andai mereka diam, tentu
saja lebih terhormat.
Allahu a’lam.
Sumber: konsultasisyariah.com
*****
Subhanakallohumma wa bihamdihi,
Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika
Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !