Walhamdulillaah,
wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillaah Muhammad Shollalloohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Wa ba'du
.... . .
wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillaah Muhammad Shollalloohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Wa ba'du
.... . .
Hukum Diundang Makan Saat Puasa Sunnah
Disusun oleh:
Abu Salma
Disusun oleh:
Abu Salma
Pertanyaan :
Ustadz, tadi temen bilang kalau lagi puasa sunnah
ditawari makan terus berbuka katanya dapat 2 pahala. Apa benar itu?
.
.
Jawaban :
Saya cari dalil atau istidlal kalau berbuka puasa sunnah karena diundang makan dapat 2 pahala, belum saya dapati. Wallahu a’lam.
Saya cari dalil atau istidlal kalau berbuka puasa sunnah karena diundang makan dapat 2 pahala, belum saya dapati. Wallahu a’lam.
Bahkan penjelasan ulama adalah sebagai berikut :
فمن دعي إلى طعام وكان صائماً صوماً غير واجب فالأفضل
له أن يفعل ما يراه أصلح
Barangsiapa yang diundang makan-makan sedangkan dia dalam keadaan berpuasa yang bukan wajib (sunnah), maka yang lebih utama adalah ia melakukan apa yang dianggapnya paling bermaslahat dari (pilihan-pilihan berikut) …
من إتمام الصوم مع الامتناع عن إجابة الدعوة،
Menyempurnakan puasa dengan meninggalkan (tidak menghadiri) undangan,
[Catatan: Terjemahan bagian yang saya warnai BIRU sedikit saya ubah dari artikel asal]
أو إتمام الصوم مع حضور الوليمة والمشاركة بالدعاء لأهلها،
Atau menyempurnakan puasa dengan tetap menghadiri walimah dan ikut serta di dalam mendoakan sang empu acara,
أو إجابة الدعوة وقطع الصوم بالأكل معهم
Ataupun memenuhi undangan dan berhenti dari puasanya dengan ikut makan bersama mereka.
فعن أبي هريرة رضي الله عنه أنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
Dari Abu Hurairoh Radliyallaahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“إذا دعي أحدكم فليجب، فإن كان صائماً فليصل، وإن كان مفطراً فليطعم” رواه مسلم
Apabila salah seorang dari kalian diundang, maka penuhi undangannya. Apabila ia
berpuasa maka “sambunglah”, dan apabila ia tidak berpuasa maka makanlah (HR
Muslim)
ومعنى فليصل: فليدع لأهل الطعام بالبركة
Artinya, “Maka sambunglah” adalah mendoakan keberkahan sang empu acara
makan-makan tersebut.
.
.
عن خرشة بن الحُرِّ قال: كنا عند ابن عمر فأتى بطعام
فقال للقوم: اطعموا، فكلهم يقول إني صائم فعزم عليهم أن يفطروا فأفطروا
Dari Khursyah bin al-Hurr beliau berkata : kami sedang berada bersama Ibnu 'Umar
radliyallaahu 'anhumaa dan dihidangkan makanan. Lalu beliau berkata kepada mereka : makanlah. Namun
semuanya menjawab : kami sedang puasa. Lalu beliau memerintahkan mereka untuk
berbuka lalu mereka pun berbuka.
عن أبي هريرة أنه قال: إذا دعي أحدكم إلى طعام وهو صائم فليقل: أنا صائم
Dari Abu Hurairoh radliyallaahu 'anhu, beliau berkata : Apabila salah seorang dari kalian diundang makan sedangkan dia berpuasa, maka ucapkan : saya sedang puasa.
فعلم من جملة ما تقدم أن من دعي إلى طعام وهو صائم صياماً غير واجب فليفعل الأصلح من الخيارات الثلاثة
Dari penjelasan di atas, maka diketahui bahwa seseorang yang diundang untuk makan
sedangkan dia berpuasa, maka hendaknya dia melakukan mana yang paling baik dari
3 (tiga) pilihan tadi.
قال ابن تيمية: (وأعدل الأقوال أنه إذا حضر الوليمة
وهو صائم: إن كان ينكسر قلب الداعي بترك الأكل، فالأكل أفضل، وإن لم ينكسر قلبه،
فإتمام الصوم أفضل،
Ibnu Taimiyah berkata : pendapat yang paling tepat apabila diundang untuk
menghadiri walimah sedangkan ia berpuasa adalah :
- Apabila jika ia tidak ikut makan dapat mematahkan hati sang empu acara, maka ikut makan (batal puasa) adalah lebih baik
- Apabila tak menyebabkan sang empu acara patah hati, maka melanjutkan puasa adalah lebih baik
ولا ينبغي لصاحب الدعوة الإلحاح في الطعام للمدعو إذا امتنع، فإن كلا الأمرين جائز،
Tidak selayaknya sang pengundang memaksa makan orang yang diundang jika ia tidak
mau makan, karena kedua hal di atas boleh …
وعلى كلٍ، فإن من أفطر وهو صائم صوم تطوع لم يلزمه
قضاء ذلك اليوم
Intinya, apabila seseorang membatalkan puasa sunnahnya, maka ia tidak
diharuskan mengganti puasa sunnahnya tersebut (qodho').
لقوله صلى الله عليه وسلم: “الصائم المتطوع أمير نفسه إن شاء صام وإن شاء أفطر” رواه أحمد والترمذي،
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam: Orang yang berpuasa sunnah itu adalah penentu dirinya,
jika ia tetap mau puasa silakan berpuasa, jika ia mau batal (berbuka) silakan
batal. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Kesimpulan :
- Jika Anda diundang makan-makan, maka silakan pilih, mau berbuka silakan, mau terus puasa silakan
- Namun jika kita tidak makan menyebabkan sang empu acara menjadi sedih, kecewa, dan semisalnya, maka berbuka adalah lebih utama
- Di sisi lain, jika kita tidak makan tidak berpengaruh terhadap sang empu acara, maka melanjutkan puasa adalah lebih baik
Wallåhu a’lam
*****
Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika
Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamiin
Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !