Walhamdulillaah,
wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillaah Muhammad Shollalloohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Wa ba'du
.... . .
Wa ba'du
.... . .
Ringkasan Tata Cara Berdo'a
Disusun oleh:
Yulian Purnama
Disusun oleh:
Yulian Purnama
Berikut ringkasan tata cara berdoa pada beberapa jenis doa dan
beberapa kesempatan yang dianjurkan berdoa. Semoga dapat menambah ilmu
kita.
Doa ketika ada hajat atau permintaan kepada Allah
Disebut juga doa mas’alah. Merupakan jenis yang umumnya
dilakukan dalam berdoa. Bentuk ini juga yang digunakan ketika membaca
doa qunut, dan pada beberapa rangkaian ibadah haji. Termasuk juga berdoa
ketika seperti malam akhir, berdoa di antara adzan dan iqamat, berdoa
ketika i’tikaf dan berdoa pada semua waktu-waktu mustajab secara umum.
Caranya:
- Dianjurkan menghadap kiblat
- Mengangkat kedua tangannya dengan telapak tangan terbuka di depan dada, tepatnya di pertengahan dada.
- Bentuk tangan terdapat beberapa pilihan cara:
- Kedua telapak tangan dibuka namun keduanya tidak saling menempel, melainkan ada celah diantara keduanya, tidak harus di arahkan ke langit. Ini pendapat Hanafiyah.
- Telapak tangan mengarah ke langit dan punggung tangan ke arah bumi, boleh ditempelkan ataupun tidak, ini pendapat Syafi’iyyah
- Telapak tangan mengarah ke langit dan punggung tangan ke arah bumi, keduanya ditempelkan. Ini pendapat Hanabilah
- Boleh juga seseorang menutup wajahnya dengan telapak tangannya dan kedua punggung tangannya menghadap kiblat, menurut sebagian ulama.
- Memuji Allah dan bershalawat kepada Rasulullah
- Membaca doa-doa
- Tangan kembali seperti semula, tanpa mengusap wajah
Berdoa ketika memiliki hajat yang sangat mendesak, musibah yang besar atau ketika istisqa'
- Dianjurkan menghadap kiblat
- Bersungguh-sungguh mengangkat kedua tangan ke atas dengan sangat tinggi hingga terlihat warna ketiak. Boleh juga hingga punggung tangan menghadap ke langit dan telapaknya menghadap ke bumi.
- Memuji Allah dan bershalawat kepada Rasulullah
- Membaca doa-doa
- Tangan kembali seperti semula, tanpa mengusap wajah
Berdoa setelah shalat wajib
Berdoa setelah shalat wajib diperselisihkan para ulama apakah ia disyariatkan ataukah tidak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات
“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar
oleh Allah? Beliau bersabda: “Di akhir malam dan di akhir shalat wajib”
(HR. Tirmidzi, 3499)
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib.
Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Ta’ala berfirman:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ
.
“Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah kepada Allah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).
“Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah kepada Allah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).
Namun jika seseorang kebetulan memang memiliki suatu hajat yang ingin
ia minta kepada Allah, yang sifatnya tidak rutin namun insidental,
boleh berdoa setelah shalat wajib karena termasuk doa mas’alah yang sifatnya mutlak. Maka caranya sebagai berikut:
- Setelah selesai shalat, membaca dzikir-dzikir yang disyariatkan setelah shalat
- Setelah itu membaca doa sebagaimana tata cara pada poin doa mas’alah
Adapun cara berdoa sebelum salam, sebagai berikut:
- Setelah selesai membaca tasyahud, membaca doa berlindung dari empat hal:
.اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” (HR. Bukhari-Muslim) - Setelah itu membaca doa-doa bebas yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, sebanyak-banyaknya. Dalam keadaan masih duduk tasyahud, dan tangan sebagaimana keadaan tangan ketika tasyahud, tidak diangkat.
- Jika tidak hafal doa-doa dari Nabi, maka dengan doa-doa bebas asalkan dengan bahasa Arab.
- Jika tidak bisa bahasa Arab, Syaikh Abdurrazzaq Al Abbad pernah mengatakan boleh berdoa dengan bahasa Indonesia (bahasa selain Arab).
- Setelah itu salam ketika imam salam.
Berdoa dalam khutbah Jum’at dan khutbah dua hari raya
Bagi khatib Jum’at, cara berdoanya adalah sebagai berikut:
- Mengangkat tangan kanan dan jari telunjuk menunjuk ke atas
- Memuji Allah dan bershalawat kepada Rasulullah
- Membaca doa-doa
- Tangan kembali seperti semula, tanpa mengusap wajah
Bagi jama’ah, cara berdoanya sebagai berikut:
- Mendengarkan doa khatib, dan tidak perlu mengangkat tangan. Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan: “setiap ibadah yang dilakukan di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, jika ketika melakukannya beliau tidak mengangkat kedua tangannya, berarti hal tersebut tidak disyariatkan kepada kita ketika melakukan ibadah tersebut. Ini dalam rangka meneladani Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Contohnya ketika khutbah jum’at, khutbah Ied, doa di antara dua sujud dalam shalat, doa-doa dzikir setelah shalat wajib, karena tidak ada dalil yang menunjukkan hal tersebut. Yang disyariatkan kepada kita adalah meneladani Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dalam melakukan suatu atau meninggalkan suatu (dalam ibadah)” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baaz, 26/144).
- Mengucapkan “amin” pada setiap doa khatib per kalimatnya, atau cukup sekali di akhir doa. Karena orang yang mengaminkan doa itu dianggap sama seperti orang yang membaca doa.
Berdoa ketika sujud dalam shalat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا
.
“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)
Caranya sebagai berikut:
“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)
Caranya sebagai berikut:
- Membaca dzikir-dzikir ketika sujud
- Ketika selesai, membaca doa-doa bebas yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ’alaihi Wasallam, sebanyak-banyaknya.
- Jika tidak hafal, maka dengan doa-doa bebas asalkan dengan bahasa Arab
- Jika tidak bisa bahasa Arab, Syaikh Abdurrazzaq Al Abbad pernah mengatakan boleh berdoa dengan bahasa Indonesia (bahasa selain Arab)
- Boleh membaca doa dari ayat Al Qur’an ketika sujud
Berdoa ketika hendak makan dan selesai makan
Caranya:
- Sebelum makan membaca: “Bismillah“
- Tidak perlu mengangkat tangan
- Setelah itu mulai makan.
- Jika terlupa membaca “Bismillah“, maka membaca “bismillahi awwalahu wa akhirahu” ketika teringat di tengah makan.
- Setelah selesai makan mengucapkan “Alhamdulillah“, atau doa-doa setelah makan lain yang diajarkan Nabi.
Semoga yang sedikit ini bermanfaat. Wabillahi at taufiq was sadaad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !