Bismillaahirrohmaanirrohiim
Walhamdulillaah,
Walhamdulillaah,
wash-sholaatu wassalamu 'ala Rosulillaah Muhammad Shollalloohu 'alaihi wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Wa ba'du
.....
Wa ba'du
.....
.
Mengenal Zakat untuk Mal al-Mustafad
Disusun oleh:
Ust. Ammi Nur Baits, حفظه الله تعالى
Ust. Ammi Nur Baits, حفظه الله تعالى
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Diantara syarat wajib zakat mal dan perdagangan adalah tercapainya
nishab dan dimiliki selama setahun (haul). Terdapat beberapa dalil yang
menunjukkan hal ini. Diantaranya, hadis dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.
إِذَا كَانَتْ لَكَ مِائَتَا دِرْهَمٍ وَحَالَ عَلَيْهَا
الْحَوْلُ فَفِيهَا خَمْسَةُ دَرَاهِمَ ، وَلَيْسَ عَلَيْكَ شَيْءٌ يَعْنِي
فِي الذَّهَبِ حَتَّى يَكُونَ لَكَ عِشْرُونَ دِينَارًا ، فَإِذَا كَانَ
لَكَ عِشْرُونَ دِينَارًا وَحَالَ عَلَيْهَا الْحَوْلُ فَفِيهَا نِصْفُ
دِينَارٍ ، فَمَا زَادَ فَبِحِسَابِ ذَلِكَ
.
Jika kamu punya 200 dirham dan sudah mengendap selama setahun
maka ada kewajiban zakat 5 dirham. Dan kamu tidak memiliki kewajiban
zakat untuk emas, kecuali jika kamu memiliki 20 dinar. Jika kamu
memiliki 20 dinar, dan sudah genap selama setahun, maka zakatnya ½
dinar. Lebih dari itu, mengikuti hitungan sebelumnya. (HR. Abu Daud 1575 dan dishahihkan al-Albani).
.
Kesimpulan dari hadis
[1] Jika ada orang yang memiliki harta yang belum mencapai satu nishab, tidak ada kewajiban zakat.
[2] Ketika harta itu bertambah, hingga mencapai nishab, baru mulai
dilakukan perhitungan 1 haul. Artinya ditunggu selama setahun.
[3] Jika selama setahun, ternyata tidak kurang dari satu nishab, maka wajib mengeluarkan zakat.
[4] Nishab zakat emas = 20 dinar = 85 gr emas.
.
Al-Mal al-Mustafad
Sebagai ilustrasi, kita anggap, 85 gr emas itu senilai 50 juta.
Misalnya si A memiliki tabungan 50 juta di bulan Rajab 1436 H, dengan
berjalannya waktu sampai satu tahun, harta si A bertambah. Pertambahan
inilah yang disebut al-Mal al-Mustafad.
Bagaimana cara menghitung al-Mal al-Mustafad?
Ulama berbeda pendapat dalam masalah ini.
Pendapat pertama, bahwa hukum terkait al-Mal al-Mustafad dibagi 3:
[1] Mal Mustafad (harta berkembang) sejenis dengan harta pokoknya dan hasil dari perkembangan harta pokoknya.
Misalnya keuntungan dari dagang atau pertambahan tabungan uang.
Al-Mal al-mustafad semacam ini wajib digabung dengan harta pokoknya.
Sehingga mengikuti perhitungan haul pokoknya.
Misalnya, di awal bulan Rajab 1437, si A memiliki
memiliki harta satu nishab (Rp 50 jt). Perhitungan haul dimulai. Jika
dalam perjalanan menuju Rajab 1438 harta si A bertambah, maka zakat si A
dihitung dengan akumulasi dari harta si A 50 jt berikut penambahannya.
[2] Mal Mustafad tidak sejenis dengan harta pokoknya
Harta semacam ini, memiliki perhitungan sendiri, tidak mengikuti harta pokoknya
Misalnya, si A memiliki emas 85 gr di Ramadhan 1347.
Selama perjalanan ke Ramadhan berikutnya, si A memiliki perak 50 gr.
Perhitungan zakat perak 200 gr tidak disatukan dengan emas, tapi
dihitung sendiri. Jika perak ini kurang dari satu nishab, maka tidak
wajib dizakati.
[3] Mal Mustafad sejenis dengan harta pokok yang sudah satu nishab, namun bukan dari hasil perkembangan harta pokok
Misalnya: si A memiliki uang 50 juta di Ramadhan tahun 1. Ketika Sya’ban tahun 2 (sebulan sebelum haul) dia mendapat warisan senilai 100
juta.
Apakah yang 100 juta ini mengikuti perhitungan haul yang 50 juta atau dihitung sendiri?
Ada 2 pendapat di sana:
Pendapat pertama, dia memiliki perhitungan
sendiri. Sehingga ketika Ramadhan tahun 2, si A hanya memberikan zakat
untuk uang 50 juta. Sementara uang warisan 100 juta, zakatnya Sya’ban
tahun depan (tahun 3).
Ini adalah pendapat Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hambali.
Pendapat kedua, perhitungannya digabungkan
dengan harta yang sudah satu nishab. Sehingga harta warisan itu dizakati
ketika Ramadhan tahun 2.
Ini merupakan pendapat Hanafiyah.
Demikian, Allahu a’lam
(Catatan: Pendapat kedua terkait hukum Al Maal al Mustafad adalah pendapat Ibnu Hazm Adh Dhahiri, yang memiliki perincian-perincian. Bisa diikuti pada sumber asli link di atas)
.
*****
Sumber: pengusahamuslim.com Subhanakallohumma wa bihamdihi,
Asyhadu an laa ilaaha illa anta, wa astaghfiruka wa atuubu ilaika
Wa akhiru da'wana, walhamdulillahirobbil 'alamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi antum yang ingin memberikan komentar, harap tidak menyertakan gambar/foto makhluk hidup. Bila tetap menyertakan, posting komentar tidak akan saya tampilkan. Syukron !